JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Di penghujung hari yang sibuk, ada sebuah ritual sederhana dengan kekuatan luar biasa: membaca buku. Saat semua layar gawai padam, aktivitas ini menjadi sangat berarti. Dalam keheningan malam, membuka halaman bukan lagi sekadar hobi pengusir bosan. Sebaliknya, ini adalah latihan meditatif untuk pikiran. Ritual ini menjadi gerbang ke dunia lain yang mempertajam imajinasi dan memperdalam empati.
Banyak dari kita mencari hiburan instan sebelum tidur, misalnya menggulir media sosial. Namun, aktivitas tersebut justru membuat otak kita tetap waspada. Sebaliknya, membaca buku fiksi secara aktif menenangkan sistem saraf. Selain itu, ritme membalik halaman dan fokus pada alur cerita membantu menurunkan detak jantung. Hasilnya, tubuh pun lebih siap untuk istirahat yang berkualitas.
Gimnasium untuk Otak dan Imajinasi
Membaca bukanlah aktivitas pasif. Faktanya, saat Anda membaca deskripsi kastil kuno, otak Anda bekerja keras. Ia membangun visualisasi tersebut dari nol. Akibatnya, Anda menjadi arsitek dan sutradara di dalam kepala sendiri. Proses ini adalah latihan imajinasi yang sangat kuat. Ia melenturkan ‘otot’ kreativitas yang jarang terpakai di tengah rutinitas. Lebih dari itu, neurologi menunjukkan sebuah fakta menarik. Saat kita membaca, otak mensimulasikan pengalaman tersebut seolah kita benar-benar mengalaminya.
Hidup dalam ‘Sepatu’ Orang Lain
Salah satu manfaat terdalam dari membaca fiksi adalah membangun empati. Setiap kali Anda menyelami pikiran seorang karakter, Anda melatih sebuah kemampuan penting. Anda belajar melihat dunia dari perspektif berbeda. Dengan kata lain, Anda ‘hidup’ sejenak dalam sepatu orang lain. Mungkin sebagai detektif di era Victoria atau astronot di masa depan. Latihan ini secara bertahap meningkatkan kecerdasan emosional. Pada akhirnya, Anda akan menjadi lebih peka dan pengertian terhadap orang lain.
Sebuah Pelarian yang Sehat
Dunia modern penuh dengan tekanan dan kecemasan. Untungnya, membaca buku menawarkan pelarian yang sehat dan konstruktif. Selama beberapa saat, Anda bisa meninggalkan masalah pribadi. Anda dapat tenggelam dalam masalah karakter fiksi. Jeda mental ini sangat penting untuk kesehatan jiwa. Selain itu, ia memberi Anda ruang untuk bernapas. Anda pun bisa kembali menghadapi realitas dengan pikiran yang lebih segar esok hari.
Tips Praktis Memulai Ritual Membaca
Memulai kebiasaan ini lebih mudah dari yang dibayangkan.
- Ciptakan Suasana: Siapkan sudut baca yang nyaman dengan pencahayaan hangat dan redup. Jauhkan dari televisi atau sumber kebisingan lain.
- Jauhkan Gawai: Letakkan ponsel di ruangan lain atau setidaknya aktifkan mode senyap. Cahaya biru dari layar dapat mengganggu produksi hormon tidur.
- Mulai dari yang Ringan: Pilih buku yang benar-benar Anda nikmati, bukan yang “seharusnya” Anda baca. Bisa novel ringan, kumpulan cerpen, atau genre favorit Anda.
- Tetapkan Waktu Singkat: Mulailah dengan komitmen 10-15 menit setiap malam. Konsistensi adalah kunci. Seiring waktu, Anda mungkin ingin menambah durasinya secara alami.
Jadi, malam ini, cobalah bertukar cahaya biru ponsel Anda dengan cahaya hangat lampu baca. Biarkan sebuah buku membawa Anda ke tempat-tempat baru. Biarkan ia memperkenalkan Anda pada orang-orang yang belum pernah ditemui. Bagaimanapun, ini lebih dari sekadar ritual sebelum tidur. Ini adalah investasi untuk pikiran yang lebih imajinatif, hati yang lebih berempati, dan jiwa yang lebih tenang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia