JAKARTA, POSNEWS.CO.ID – Di antara semua latihan di gym, ada satu gerakan yang berdiri di atas yang lain sebagai ujian kekuatan paling murni. Jika squat adalah “raja latihan”, maka deadlift adalah “Raja Segala Latihan”.
Namanya sangat harfiah: mengangkat beban “mati” (dead weight) dari lantai tanpa bantuan momentum. Berbeda dengan latihan lain, tidak ada fase eksentrik (menurunkan beban) di awal untuk menyimpan energi pegas. Oleh karena itu, ia adalah ekspresi paling jujur dan paling fundamental dari kekuatan manusia. Anda melawan gravitasi dalam bentuknya yang paling dasar.
Latihan “Total-Body” yang Sesungguhnya
Lalu, mengapa deadlift begitu dihormati? Sebab, secara biomekanis, ia adalah latihan compound (gabungan) yang paling melibatkan seluruh tubuh. Tidak ada otot besar yang menganggur.
Secara spesifik, latihan ini secara brutal membangun seluruh Rantai Posterior (Posterior Chain) Anda. Ini termasuk betis, hamstring (paha belakang), glutes (bokong), dan seluruh otot punggung (erektor spina, lats). Pada saat yang sama, core (otot inti) harus bekerja mati-matian sebagai penstabil untuk menjaga tulang belakang tetap netral dan aman.
Selain itu, ia adalah pembangun trapezius (otot leher/pundak) terbaik. Dan pada akhirnya, semua kekuatan itu harus Anda transfer melalui Kekuatan Cengkeraman (Grip Strength) Anda. Banyak lifter gagal mengangkat beban bukan karena punggung atau kaki mereka lemah, tetapi karena cengkeraman mereka menyerah lebih dulu.
Deadlift Merusak Punggung
Akan tetapi, latihan ini seringkali menakuti pemula. Kita semua pernah mendengar mitos utamanya: “Hati-hati, deadlift akan merusak punggungmu.”
Mari kita luruskan kesalahpahaman ini. Faktanya, bukan deadlift yang merusak punggung; melainkan form (teknik) yang buruk dan ego yang terlalu besar. Ketika seseorang mengangkat dengan punggung yang membulat (bukan netral), ia memang memberikan beban ekstrem pada tulang belakang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebaliknya, jika Anda melakukannya dengan teknik yang benar—belajar melakukan hip hinge (menekuk panggul, bukan pinggang) dan menjaga punggung tetap lurus—deadlift justru adalah latihan terbaik untuk memperkuat punggung. Ia membangun “korset” otot pelindung di sekitar tulang belakang Anda, yang justru melindungi Anda dari cedera saat melakukan aktivitas sehari-hari.
Dari Kepadatan Tulang Hingga Aktivitas Harian
Manfaat deadlift jauh melampaui sekadar mengangkat beban berat di gym.
Pertama, sebagai latihan beban berat aksial, ia memberikan stimulus luar biasa untuk meningkatkan kepadatan mineral tulang (bone mineral density). Ini adalah senjata utama untuk melawan osteoporosis di kemudian hari.
Kedua, ia memiliki manfaat fungsional langsung. Secara esensial, setiap kali Anda mengangkat koper berat dari lantai, memindahkan galon air, menggendong anak Anda, atau membungkuk untuk mengikat tali sepatu, Anda sedang melakukan pola gerakan deadlift. Semakin kuat deadlift Anda, semakin tangguh dan semakin mudah Anda menjalani kehidupan fisik sehari-hari.
Latihan untuk Semua Orang
Oleh karena itu, sangat salah jika kita menganggap deadlift hanya untuk powerlifter elite atau atlet strongman. Ia adalah pola gerakan manusia yang paling mendasar.
Tentu saja, tidak semua orang perlu mengangkat beban maksimal 200 kg. Namun, memasukkan satu varian deadlift (baik itu conventional, sumo, Romanian Deadlift dengan dumbbell, atau Kettlebell Deadlift) ke dalam program latihan rutin Anda adalah sebuah keharusan.
Pada akhirnya, latihan ini membangun fondasi kekuatan total-body, memperbaiki postur (karena ia memperkuat punggung), dan memastikan tubuh Anda tetap kuat serta fungsional hingga usia tua.
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia





















