JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Pernahkah Anda merasa sangat lesu, sulit fokus, dan benar-benar kacau setiap hari Senin pagi? Anda mungkin menyalahkan tumpukan pekerjaan, namun, penyebab sebenarnya bisa jadi jauh lebih mendasar: jadwal tidur Anda di akhir pekan.
Padahal Anda hanya di rumah, tidak terbang ke negara lain. Akan tetapi, tubuh Anda mungkin saja merasakan efek yang sama seperti jetlag lintas benua. Fenomena ini semakin dikenal dalam dunia kesehatan sebagai “Social Jetlag” atau Jetlag Sosial.
Mengapa Senin Begitu Berat?
Bagi banyak pekerja, siklus mingguan terlihat familier. Selama hari kerja, alarm berbunyi jam 5 atau 6 pagi. Kemudian, saat akhir pekan tiba, kita “balas dendam” tidur dengan bangun siang, mungkin jam 9 atau 10 pagi, atau bahkan lebih.
Kita merasa pantas mendapatkan istirahat ekstra itu. Sayangnya, menurut sains, niat baik ini justru bisa mengacaukan jam internal tubuh kita. Akibatnya, ketika Senin pagi tiba dan alarm jam 5 pagi itu berbunyi lagi, tubuh kita mengalami guncangan.
Selamat Datang di ‘Social Jetlag’
‘Social Jetlag’ adalah istilah yang menggambarkan ketidaksesuaian antara jam tubuh biologis (ritme sirkadian) dengan jam kehidupan sosial kita (tuntutan kerja atau sekolah).
Mekanismenya sederhana: Ritme sirkadian kita mendambakan konsistensi. Namun, ketika ada perbedaan drastis—katakanlah, 3 jam—antara kapan Anda bangun di hari kerja dan kapan Anda bangun di hari libur, tubuh Anda akan kebingungan. Secara biologis, tubuh Anda merasa seolah-olah Anda baru saja terbang melintasi tiga zona waktu setiap Jumat malam, dan terbang kembali setiap Minggu malam.
Pindah Zona Waktu Mingguan
Ini bukan hanya soal merasa lelah di hari Senin. Faktanya, guncangan mingguan terhadap ritme sirkadian ini memiliki dampak kesehatan yang nyata.
Para peneliti telah mengaitkan ‘Social Jetlag’ yang parah dengan berbagai masalah kesehatan. Misalnya, peningkatan risiko obesitas, masalah metabolisme seperti diabetes tipe-2, gangguan mood (suasana hati), dan bahkan penurunan performa kognitif. Sebab, tubuh kita tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk benar-benar sinkron.
Kunci Ada di Konsistensi
Lalu, apa solusinya? Apakah kita tidak boleh tidur lebih lama di akhir pekan?
Para ahli tidur menyarankan bukan durasinya, melainkan jam bangunnya. Maka dari itu, cobalah untuk menjaga konsistensi jam bangun tidur Anda, bahkan di akhir pekan, dengan toleransi perbedaan tidak lebih dari satu jam. Tentu saja, ini mungkin terdengar sulit. Akan tetapi, menjaga jam bangun yang konsisten adalah cara paling efektif untuk “menyembuhkan” jetlag sosial dan merasa lebih bugar sepanjang minggu.
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia






















