Misteri Memori: Mengapa Kita Lupa Nama, Tapi Ingat Lirik Lagu?

Rabu, 5 November 2025 - 05:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi, Anda lupa nama rekan kerja yang baru saja dikenalkan, tapi hafal lirik lagu dari 20 tahun lalu? Ini adalah misteri memori dan cara kerja otak kita yang luar biasa. Dok: Istimewa.

Ilustrasi, Anda lupa nama rekan kerja yang baru saja dikenalkan, tapi hafal lirik lagu dari 20 tahun lalu? Ini adalah misteri memori dan cara kerja otak kita yang luar biasa. Dok: Istimewa.

JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Bayangkan skenario canggung ini: Anda bertemu seseorang di sebuah acara. Wajahnya sangat familiar, Anda yakin pernah mengobrol panjang lebar dengannya, tapi namanya hilang begitu saja dari ingatan.

Namun di saat yang sama, sebuah lagu dari 20 tahun lalu terputar di radio, dan Anda hafal setiap baitnya, dari awal hingga akhir.

Bagaimana bisa memori kita begitu tajam untuk satu hal, namun begitu tumpul untuk hal lainnya? Ini bukanlah kegagalan. Ini adalah cara otak kita dirancang.

Otak: Penyimpanan Multi-Jalur

Untuk memahami ini, kita harus tahu perbedaan cara otak menyimpan data. Mengingat “nama” adalah salah satu tugas tersulit bagi otak manusia.

Sebuah nama adalah fakta arbitrer—sepotong data abstrak yang tidak memiliki koneksi ke hal lain selain wajah orang tersebut. Otak menyimpannya di satu titik yang relatif lemah di hipokampus.

Sebaliknya, sebuah “lagu” adalah paket multisensorik. Otak menyimpannya di banyak tempat sekaligus. Ada korteks pendengaran (untuk melodi), korteks motorik (untuk ritme dan tempo, mungkin Anda ikut mengetukkan kaki), dan yang terpenting, amigdala (pusat emosi).

Baca Juga :  Kebakaran Gudang Karpet di Tanjung Priok, 18 Damkar Dikerahkan

Kekuatan Emosi dan Repetisi

Lagu menjadi “lengket” di otak kita karena dua alasan utama: emosi dan repetisi.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pertama, lagu sering kali terikat erat pada kenangan emosional (memori episodik). Lagu itu adalah soundtrack masa SMA Anda, tarian pertama di pernikahan, atau lagu yang menemani perjalanan liburan. Saat Anda mendengar lagu itu, Anda tidak hanya mengingat lirik; Anda menghidupkan kembali seluruh paket emosi dari masa itu.

Kedua, repetisi. Anda mungkin mendengar nama seseorang satu atau dua kali saat perkenalan. Bandingkan dengan lagu favorit Anda yang telah Anda putar ratusan kali di mobil, di kamar, dan di playlist. Repetisi menciptakan jalur saraf yang sangat kuat di otak, mengubah jalan setapak ingatan menjadi jalan tol.

Baca Juga :  Benarkah Manusia Terlahir Egois? Sains Membongkar Kembali Sifat Dasar Kita

Seni Melupakan

Kita sering berpikir “lupa” adalah sebuah kegagalan. Padahal, lupa adalah fitur penting agar otak kita tidak overload. Otak kita bukanlah hard drive yang menyimpan semua data secara pasif. Ia adalah seorang editor yang aktif.

Otak secara konstan “membersihkan” informasi yang dianggapnya tidak penting (seperti nama orang yang jarang ditemui) untuk memberi ruang bagi informasi baru yang relevan. Otak harus melupakan di mana Anda parkir mobil tiga hari lalu agar bisa ingat di mana Anda parkir hari ini.

Kesimpulan: Editor, Bukan Perekam

Jadi, saat Anda lupa nama, itu bukan berarti memori Anda buruk. Itu hanya berarti otak Anda bekerja sesuai desain.

Otak kita tidak berevolusi untuk mengingat fakta-fakta acak dan abstrak seperti nama. Ia berevolusi untuk mengingat hal-hal yang penting bagi kelangsungan hidup emosional dan sosial kita: cerita, koneksi, bahaya, dan ya, lagu-lagu yang menemani perjalanan hidup kita.

Penulis : Ahmad Haris Kurnia

Editor : Ahmad Haris Kurnia

Follow WhatsApp Channel www.posnews.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Rahasia Panjang Umur Karier LeBron James dan CR7
Doping Genetik: Batas Baru Kecurangan yang Tak Terdeteksi
Banjir Jakarta Makin Meluas: 30 RT Terendam, Air Tembus 90 Cm Usai Hujan Deras
Menteri Supratman, Aturan Penyadapan Bakal Disatukan dalam Satu UU Khusus
Imigrasi Amankan WZ, Buronan Penipuan Rp 2,2 Triliunan Asal China di Batam
Suporter atau Perusuh? Membedah Psikologi Massa di Stadion
Kasus Video Porno Lisa Mariana, Model Cantik Ini Kembali Diperiksa Polisi
Banjir 50 Cm Rendam Tiga Ruas Jalan Jakarta, Lalu Lintas Lumpuh

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 19:26 WIB

Rahasia Panjang Umur Karier LeBron James dan CR7

Selasa, 18 November 2025 - 19:15 WIB

Doping Genetik: Batas Baru Kecurangan yang Tak Terdeteksi

Selasa, 18 November 2025 - 17:23 WIB

Banjir Jakarta Makin Meluas: 30 RT Terendam, Air Tembus 90 Cm Usai Hujan Deras

Selasa, 18 November 2025 - 16:31 WIB

Menteri Supratman, Aturan Penyadapan Bakal Disatukan dalam Satu UU Khusus

Selasa, 18 November 2025 - 15:59 WIB

Imigrasi Amankan WZ, Buronan Penipuan Rp 2,2 Triliunan Asal China di Batam

Berita Terbaru

Ilustrasi, LeBron James dan CR7 masih mendominasi di usia 40-an. Rahasianya bukan hanya latihan keras, tapi sains pemulihan (recovery) yang ekstrem. Dok: Istimewa.

SPORT

Rahasia Panjang Umur Karier LeBron James dan CR7

Selasa, 18 Nov 2025 - 19:26 WIB