JAKARTA, POSNEWS.CO.ID β Bayangkan skenario ini: Seorang pasien yang menderita nyeri kronis mengikuti uji klinis obat baru. Setelah beberapa minggu mengonsumsi pil tersebut, ia melaporkan rasa sakitnya berkurang drastis. Namun, dokter kemudian memberi tahu dia bahwa pil yang dia minum hanyalah pil gula, tidak mengandung bahan aktif sama sekali.
Bagaimana ini bisa terjadi? Apakah pasien itu berbohong? Jawabannya adalah tidak. Faktanya, dia baru saja mengalami salah satu fenomena paling menakjubkan sekaligus misterius dalam dunia kedokteran: Efek Plasebo.
Mekanisme: Kekuatan Pikiran yang Nyata
Efek Plasebo sering disalahartikan sebagai “khayalan” atau “hanya di pikiran saja”. Akan tetapi, sains modern membuktikan bahwa ini adalah fenomena biologis yang nyata. Ini adalah bukti paling kuat dari koneksi pikiran-tubuh (mind-body connection).
Saat seseorang percaya bahwa mereka menerima pengobatan yang efektif, otak mereka merespons harapan tersebut. Akibatnya, kepercayaan ini memicu pelepasan zat kimia penyembuh yang nyata di dalam tubuh. Misalnya, otak benar-benar melepaskan endorfin (pereda nyeri alami tubuh, mirip morfin) dan dopamin (zat kimia yang terkait dengan penghargaan dan motivasi). Oleh karena itu, gejala fisik seperti nyeri, mual, atau bahkan gejala Parkinson dapat membaik secara objektif.
“Saudara Kembar Jahat”: Efek Nocebo
Kekuatan pikiran ini, sayangnya, adalah pedang bermata dua. Sebab, jika Efek Plasebo adalah penyembuhan berbasis harapan, Efek Nocebo adalah penyakit berbasis ketakutan.
Nocebo terjadi ketika seorang pasien meyakini bahwa mereka akan mengalami efek samping negatif dari suatu pengobatan, dan kemudian mereka benar-benar merasakannya, meskipun pengobatan itu palsu. Sebagai contoh, jika seorang dokter berkata, “Obat ini mungkin membuat Anda mual,” kemungkinan pasien mengalami mual akan meningkat drastis. Tentu saja, ini menunjukkan betapa kuatnya sugesti negatif dapat memengaruhi kesehatan fisik kita.
Implikasi: Ritual Penyembuhan
Fenomena plasebo dan nocebo memiliki implikasi besar bagi praktik kedokteran modern. Maka dari itu, ini mengajarkan kita bahwa penyembuhan bukan hanya soal resep obat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Proses penyembuhan sangat dipengaruhi oleh ritual dan konteks. Contohnya, cara dokter berkomunikasi, seberapa yakin mereka terdengar, jubah putih yang mereka kenakan, dan bahkan warna pil obat, semuanya berkontribusi pada harapan pasien. Pada akhirnya, sugesti, kepercayaan, dan hubungan yang empatik antara dokter dan pasien adalah bagian integral dari proses penyembuhan itu sendiri.
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia





















