WASHINGTON, POSNEWS.CO.ID — Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memberikan Hongaria pengecualian (carve-out) sanksi selama satu tahun penuh. Pengecualian ini mengizinkan Hongaria untuk tetap membeli dan menggunakan energi dari Rusia. Keputusan ini melunakkan sanksi besar yang sebelumnya AS jatuhkan terhadap ekspor minyak Rusia.
Seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi keputusan ini pada Jumat (7/11/2025). Konfirmasi ini datang setelah pertemuan bilateral yang hangat di Gedung Putih antara Trump dan Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orbán.
Lobi ‘Negara Terkunci Daratan’
Selama berbulan-bulan, Trump mengecam negara-negara Uni Eropa. Ia mengkritik mereka karena terus membeli minyak dan gas Rusia, yang ia sebut “mendanai mesin perang Kremlin”. Namun, nada Trump berubah drastis saat menjamu Orbán. Orbán adalah sekutu lamanya sekaligus idola gerakan konservatif global.
Dalam pertemuan itu, Orbán menekan Trump. Ia menjelaskan bahwa sanksi AS terhadap raksasa minyak Rusia—Lukoil dan Rosneft—akan membawa ekonomi Hongaria “bertekuk lutut”.
Trump, yang memuji Orbán sebagai “pemimpin hebat”, tampak simpatik. Ia berulang kali menekankan alasan geografis Hongaria.
“Kami sedang mengkajinya, karena sangat sulit baginya mendapatkan minyak dan gas dari area lain,” kata Trump kepada wartawan. “Seperti yang Anda tahu, mereka tidak memiliki keuntungan memiliki laut. Mereka tidak punya pelabuhan.”
Imbalan Gas Alam dan Kritik Analis
Di balik pengecualian tersebut, terungkap adanya kesepakatan energi lain. Pejabat Gedung Putih mencatat bahwa Hongaria telah berkomitmen untuk membeli gas alam cair (LNG) dari AS. Kontrak tersebut bernilai sekitar $600 juta.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Keputusan Trump ini langsung menuai pertanyaan dari para analis. Mereka mempertanyakan keseriusan pemerintahan Trump dalam menekan Moskow. Analis memperingatkan bahwa jika Trump terlihat “melunakkan” sanksi untuk sekutunya, ini dapat mendorong negara lain untuk mencoba menghindari sanksi AS. Pada akhirnya, ini akan mengikis kemampuan sanksi untuk menekan ekonomi Rusia.
Paradoks Ketergantungan Hongaria
Uni Eropa telah bergerak untuk menghentikan impor minyak Rusia sejak invasi 2022. Namun, Hongaria dan Slovakia justru secara aktif memperdalam ketergantungan mereka.
Laporan dari Center for the Study of Democracy (CSD) dan CREA menunjukkan data yang mengejutkan. Pangsa minyak mentah Rusia di Hongaria melonjak dari 61% sebelum invasi menjadi 92% pada tahun 2025. Padahal, laporan yang sama menyebut bahwa penghentian impor “sangat mungkin dilakukan” oleh Hongaria. Mereka bisa menggunakan pipa Adria di Kroasia yang diklaim dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Namun, Orbán membantah hal ini. Ia mengklaim pipa Adria perlu diperbesar kapasitasnya.
Dukungan Imigrasi dan Agenda Lain
Selain energi, kedua pemimpin membahas beberapa agenda lain. Trump secara terbuka memuji kebijakan imigrasi garis keras Orbán. “Dia tidak membuat kesalahan dalam imigrasi. Dia dihormati semua orang,” puji Trump. Ia sekaligus memberikan dukungannya untuk Orbán dalam pemilu Hongaria 2026.
Orbán membalas dengan memprediksi “zaman keemasan” baru dalam hubungan AS-Hongaria. Ia juga mengkritik pemerintahan Joe Biden sebelumnya, yang telah menjatuhkan sanksi pada Hongaria atas kemunduran demokrasi.
Trump juga mengonfirmasi bahwa ia masih mendiskusikan kemungkinan pertemuan puncak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Budapest. Rencana ini sebelumnya sempat tertunda.
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia





















