SLEMAN, POSNEWS.CO.ID — Gunung Merapi (2.930 mdpl) menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanis signifikan dengan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak sembilan kali, sejak Minggu (2/11/2025) siang hingga Senin (3/11/2025) dini hari. Badan Geologi telah menetapkan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III (SIAGA).
Menanggapi situasi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman segera melakukan langkah antisipasi. BPBD Sleman telah menyiagakan tim pemantauan, logistik, hingga barak pengungsian untuk menghadapi potensi dampak erupsi.
Rentetan Awan Panas Guguran
Badan Geologi merekam jelas aktivitas terbaru Merapi. Salah satu guguran awan panas yang signifikan terjadi pada Minggu malam pukul 20.46 WIB.
“Terjadi awan panas guguran dengan estimasi jarak luncur sekitar 1.200 meter ke arah Barat Daya,” ungkap Badan Geologi dalam rilis resminya. Perekam mencatat guguran tersebut dengan amplitudo maksimum 68 mm dan durasi 111 detik.
Kamera pemantau di Pos Panguk menangkap visual cahaya pijar dan kolom awan gelap yang bergerak menuruni lereng gunung. Meski aktivitas meningkat, otoritas meminta masyarakat untuk tetap tenang namun waspada dan mematuhi seluruh rekomendasi mitigasi.
Kesiapsiagaan BPBD Sleman
BPBD Sleman bergerak cepat menyiagakan seluruh elemen mitigasi, meskipun laporan belum menunjukkan dampak signifikan di wilayah Sleman.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiagakan personel di berbagai titik pantau strategis seperti PGM Kaliurang, Ngrangkah, Tunggularum, dan Glagaharjo.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pihaknya juga menyiagakan Tim di Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi) dalam posisi on call (siap menerima panggilan) kapan saja. Kawan-kawan barak semua standby via telepon,” kata Bambang, Senin (3/11/2025).
Logistik dan Masker Telah Siap
Selain personel, kesiapan logistik menjadi fokus utama. Kepala Pelaksana BPBD Sleman, R. Haris Martapa, memastikan bahwa barak pengungsian, logistik, dan ketersediaan masker dalam kondisi siap dan mencukupi.
Bambang Kuntoro menambahkan bahwa stok masker menjadi krusial untuk melindungi warga dari paparan abu vulkanik. “Masker sudah tersedia di masing-masing padukuhan di lereng Merapi dan di pos-pos pantau. Di gudang logistik saat ini masih tersimpan 12.000 pcs, dan BPBD siap mendistribusikannya,” jelasnya.
Haris Martapa juga menegaskan bahwa Early Warning System (EWS) yang terpasang di sepanjang sungai yang berhulu di Merapi dalam kondisi aktif. “EWS semua hidup dan ada penjaganya,” tegasnya.
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia





















