JAKARTA, POSNEWS.CO.ID – Banyak orang menganggap cincin berlian di jari manis sebagai puncak dari janji cinta abadi. Tentu saja, kilauannya melambangkan kemewahan, status, dan kelangkaan. Namun, bagaimana jika nilai fantastis dari batu ini sebenarnya tidak berasal dari kelangkaannya, melainkan dari salah satu kampanye marketing paling sukses—dan manipulatif—sepanjang masa?
Kenyataannya, berlian tidaklah langka. Jika kita bandingkan dengan batu permata lain seperti zamrud atau rubi, berlian justru salah satu batu paling umum yang ada di kerak bumi. Nilainya yang selangit merupakan hasil dari sebuah ilusi yang De Beers ciptakan dengan sangat hati-hati selama hampir seabad.
A Diamond Is Forever: Lahirnya Sebuah Tradisi
Pada awal abad ke-20, perusahaan tambang raksasa De Beers mengendalikan hampir 90% pasokan berlian dunia. Akan tetapi, penjualan mereka lesu. Oleh karena itu, untuk mendongkrak permintaan, pada tahun 1947 mereka meluncurkan kampanye iklan legendaris dengan slogan “A Diamond is Forever”. Kampanye ini secara brilian mengaitkan sifat berlian yang tak bisa hancur dengan konsep cinta abadi. Selanjutnya, iklan mereka secara konsisten menampilkan berlian sebagai satu-satunya cara untuk membuktikan keseriusan sebuah lamaran. De Beers tidak menjual batu; mereka menjual ide tentang keabadian.
Menciptakan Kelangkaan Artifisial
Kunci utama dari strategi De Beers adalah mengontrol pasokan secara ketat. Mereka menimbun berlian dalam jumlah besar dan hanya melepaskannya ke pasar sedikit demi sedikit. Dengan menciptakan kelangkaan buatan ini, mereka dapat mendikte harga dan memastikan nilainya tetap tinggi. Selain itu, mereka juga mempromosikan gagasan bahwa “cincin tunangan harus seharga dua bulan gaji”, yang kemudian menetapkan standar pengeluaran yang sebelumnya tidak pernah ada.
Warisan Sebuah Kampanye
Meskipun monopoli De Beers kini telah berkurang, warisan kampanye mereka tetap hidup. Gagasan untuk menyertai lamaran dengan cincin berlian telah menjadi tradisi yang mendarah daging di seluruh dunia. Akibatnya, kita menerima begitu saja bahwa berlian itu berharga karena langka, padahal kita hanya mewarisi hasil dari sebuah strategi pemasaran yang luar biasa.
Pada akhirnya, kisah berlian adalah bukti paling kuat dari kekuatan marketing. Kisah ini menunjukkan bagaimana sebuah cerita yang tepat dapat mengubah persepsi publik dan, dengan demikian, mengubah batu karbon biasa menjadi salah satu komoditas paling didambakan di planet ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia