JAKARTA, POSNEWS.CO.ID –Ekonom klasik Adam Smith pernah bingung oleh “Paradoks Air-Berlian”. Air, yang vital untuk hidup, harganya sangat murah. Sebaliknya, berlian, yang fungsinya minim, harganya selangit.
Mengapa kita menilai barang yang tidak penting lebih tinggi dari yang esensial? Jawabannya bukan pada kegunaan total, melainkan pada konsep Utilitas Marjinal.
Teori Utilitas Marjinal: Revolusi Pemikiran
Terobosan datang dari para ekonom di akhir abad ke-19. Mereka sadar bahwa nilai ekonomi tidak ditentukan oleh kegunaan total, melainkan oleh utilitas marjinal—yaitu kepuasan atau kegunaan yang diperoleh dari satu unit tambahan barang.
Konsep kuncinya adalah Hukum Utilitas Marjinal yang Semakin Menurun. Semakin banyak Anda memiliki sesuatu, semakin rendah nilai dari setiap unit tambahannya. Gelas air pertama saat haus sangat berharga; gelas kesepuluh mungkin tidak lagi berharga.
Memecahkan Paradoks
Teori ini memecahkan paradoks melalui kelangkaan:
- Air (Berlimpah): Air sangat berlimpah. Karena itu, utilitas marjinal dari satu gelas air tambahan sangat rendah. Harganya pun murah.
- Berlian (Langka): Berlian sangat langka. Maka, utilitas marjinal dari mendapatkan satu berlian tambahan (memberi status, kebanggaan) sangat tinggi. Harganya pun mahal.
Singkatnya: Harga pasar mencerminkan kepuasan dari unit terakhir (marjinal), bukan kegunaan total.
Contoh Modern: Kelangkaan Buatan
Konsep ini tetap relevan. Barang mewah (Tas Hermes, Jam Rolex) atau aset digital (NFT) mahal bukan karena fungsi utamanya. Harganya tinggi karena kelangkaan (baik alami maupun buatan) memberikan utilitas marjinal (status, eksklusivitas) yang sangat tinggi bagi pemiliknya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pentingnya Berpikir di Tepi
Paradoks ini mengajarkan kita bahwa keputusan ekonomi selalu dibuat “di tepi” (at the margin).
Kita tidak pernah memilih antara “semua air di dunia” vs. “semua berlian di dunia”. Kita memilih antara: “Apakah saya lebih butuh satu gelas air tambahan atau satu karat berlian tambahan?” Memahami konsep marjinal adalah kunci untuk memahami nilai dan harga
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia





















