JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto menyebut peredaran narkotika kini semakin gila. Para jaringan narkoba melakukan segala cara agar narkotika bisa masuk di kalangan remaja.
Kini barang haram itu kian marak menyusup ke kalangan remaja, terutama pelajar dan mahasiswa. Ironisnya, pintu masuknya bukan di diskotek atau tempat hiburan malam, melainkan di tongkrongan.
“Sebanyak 85,5 persen kasus penyalahgunaan narkoba pada anak dan remaja berawal dari tempat nongkrong. Di sanalah mereka mulai terpapar dan ditawari barang haram,” tegas Komjen Suyudi dalam acara Kemah Kebangsaan Bersih Narkoba (Bersinar) di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (25/10/2025).
Menurut Suyudi, modusnya sederhana tapi mematikan. Awalnya hanya obrolan santai, lalu muncul tawaran mencoba barang terlarang.
Setelah itu, mereka diajak menggunakan narkoba bersama-sama hingga akhirnya kecanduan.
Melihat situasi ini, BNN mengingatkan orang tua, guru, dan dosen agar tidak tinggal diam. Ia menegaskan, pengawasan di sekitar sekolah dan kampus harus diperketat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Peran keluarga, sekolah, dan kampus wajib diperkuat. Jangan cuek! Guru dan dosen harus berani meninjau tempat nongkrong siswa dan mahasiswa. Lihat apa yang mereka lakukan di sana, jangan sampai terlambat,” tegasnya.
Suyudi menambahkan, BNN tidak melarang anak muda untuk bergaul. Namun, orang tua harus tahu betul isi kegiatan anaknya.
“Nongkrong boleh, asal positif. Tapi kalau mulai mencurigakan, seperti menghisap atau mengonsumsi sesuatu yang aneh, segera tindak! Jangan diam saja,” ujarnya tegas.
Keluarga dan Lembaga Pendidikan Rangkul Remaja Korban Narkoba.
Selain pencegahan, Suyudi juga meminta keluarga dan lembaga pendidikan merangkul remaja yang sudah terlanjur menjadi korban narkoba. Mereka bukan penjahat, melainkan korban yang perlu diselamatkan.
“Jangan jadikan aib. Rangkul mereka, ajak rehabilitasi. BNN siap bantu di berbagai daerah,” katanya.
BNN, lanjut Suyudi, memiliki pusat rehabilitasi terbesar di Lido, serta beberapa tempat lain di Sumatera Utara, Lampung, dan berbagai klinik lokal di bawah IPWL, Puskesmas, serta rumah sakit rujukan Kementerian Kesehatan.
“Kami juga bekerja sama dengan tokoh agama dan masyarakat lewat program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) di tingkat desa dan kelurahan,” ujarnya.
Lebih jauh, Suyudi menegaskan bahwa pemberantasan narkoba adalah bagian dari pelaksanaan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya poin ketujuh tentang reformasi hukum dan ketahanan bangsa.
“Perang melawan narkoba adalah perjuangan kemanusiaan. Pengguna bukan penjahat, tapi korban yang harus disembuhkan lewat rehabilitasi, bukan dipenjara,” tandas mantan Kapolda Banten itu. (red)





















