TAIPEI,  POSNEWS.CO.ID — Tensi di Selat Taiwan kembali memanas secara signifikan. Kementerian Pertahanan Nasional (MND) Taiwan melaporkan dua gelombang besar intrusi militer Tiongkok dalam 48 jam terakhir. Puluhan jet tempur bahkan melintasi “Garis Median” yang sensitif.
Dalam laporan yang rilis pada Jumat (7/11/2025), MND Taiwan mendeteksi 38 sorti pesawat militer (PLA). Selain itu, 9 kapal angkatan laut (PLAN) Tiongkok beroperasi di sekitar pulau itu dalam periode 24 jam.
Pelanggaran ini tercatat sebagai salah satu eskalasi terbesar dalam beberapa bulan terakhir.
Eskalasi Gray Zone Beruntun
Dari 38 pesawat yang terdeteksi pada hari Jumat, 31 di antaranya melintasi Garis Median Selat Taiwan. Pesawat-pesawat tersebut—terdiri dari jet tempur, pengebom, dan drone—memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan. Mereka masuk dari sektor utara, tengah, dan barat daya.
Intrusi ini tidak berhenti. Pada hari berikutnya, Sabtu (8/11/2025), MND kembali melaporkan aktivitas baru. Antara pukul 6 pagi hari Jumat dan 6 pagi hari Sabtu, MND mendeteksi 18 pesawat militer, tujuh kapal angkatan laut, dan satu kapal resmi Tiongkok. Dari jumlah tersebut, 10 pesawat kembali melintasi Garis Median dan memasuki ADIZ Taiwan.
Sebagai respons standar, Angkatan Bersenjata Taiwan segera mengerahkan pesawat patroli udara tempur (CAP) dan kapal angkatan laut. Mereka juga mengaktifkan sistem rudal pesisir untuk memantau aktivitas PLA.
Para analis menyebut tindakan ini sebagai “gray zone tactics” (taktik zona abu-abu). Ini adalah upaya Tiongkok untuk mencapai tujuan keamanan tanpa menggunakan kekuatan militer skala penuh. Sejak September 2020, Beijing terus meningkatkan jumlah kapal dan pesawat di sekitar Taiwan. Tujuannya adalah menormalisasi kehadiran mereka dan menekan Taipei.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Arti Garis Median yang Dilanggar
Pelanggaran Garis Median selalu menjadi tolok ukur eskalasi. Garis median adalah batas informal. Selama puluhan tahun, garis ini berfungsi sebagai penyangga untuk mengurangi gesekan militer antara kedua belah pihak.
Garis ini tidak memiliki status hukum internasional. Meski begitu, kedua belah pihak secara konvensional menghormatinya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok tidak lagi mengakui relevansinya. Tiongkok beralasan bahwa seluruh selat adalah wilayah mereka. Taiwan, sebaliknya, menolak posisi tersebut. Taiwan menganggap setiap pelintasan sebagai taktik tekanan yang disengaja.
Insiden Terpisah di Kinmen
Tiongkok juga meningkatkan tekanan melalui penjaga pantainya, selain unjuk kekuatan angkatan udara dan laut. Pada hari Kamis, Penjaga Pantai (CGA) Taiwan melaporkan sebuah insiden. Mereka membayangi empat kapal Penjaga Pantai Tiongkok yang memasuki perairan “terbatas” di sekitar kepulauan Kinmen. Taiwan diketahui menguasai kepulauan tersebut.
CGA Taiwan menyebut tindakan kapal Tiongkok itu merusak keselamatan maritim. Tindakan itu juga tidak membantu pertukaran lintas selat.
Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Taiwan telah diperintah secara independen sejak 1949. Beijing berjanji akan melakukan reunifikasi, bahkan dengan kekerasan jika diperlukan.
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia





















