Lakon di Panggung Media Sosial

Kamis, 23 Oktober 2025 - 08:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi, Dari filter yang sempurna hingga 'close friends', kita semua adalah aktor. Inilah bagaimana teori dramaturgi Erving Goffman menjelaskan kehidupan ganda kita di media sosial. Dok: Istimewa.

Ilustrasi, Dari filter yang sempurna hingga 'close friends', kita semua adalah aktor. Inilah bagaimana teori dramaturgi Erving Goffman menjelaskan kehidupan ganda kita di media sosial. Dok: Istimewa.

JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Pernahkah Anda melihat unggahan Instagram seseorang yang terlihat begitu sempurna liburan impian, pencapaian karier, wajah tanpa cela—lalu bertanya-tanya apakah kehidupan mereka benar-benar seperti itu? Kemungkinan besar, tidak. Ada perbedaan drastis antara persona yang kita tampilkan secara online dan kenyataan yang kita jalani.

Fenomena kurasi citra diri ini bukanlah hal baru, namun media sosial telah memberinya panggung global. Sosiolog Erving Goffman, jauh sebelum era internet, telah menyediakan kerangka kerja yang sempurna untuk memahaminya: Teori Dramaturgi.

Di Balik Panggung

Dalam bukunya The Presentation of Self in Everyday Life (1956), Goffman berpendapat bahwa kehidupan sosial adalah sebuah pertunjukan teater. Kita semua adalah aktor yang terus-menerus tampil di hadapan audiens. Kunci dari teorinya adalah pemisahan antara dua ruang: “Panggung Depan” (Front Stage) dan “Panggung Belakang” (Back Stage).

Baca Juga :  Lonjakan Penumpang Terminal Pulo Gebang saat Libur Maulid Nabi, Tembus 5.000 Orang

Di front stage, kita tampil. Kita sadar sedang ditonton, jadi kita mengenakan “kostum” (pakaian), menggunakan “properti” (barang), dan mengikuti “naskah” (norma sosial) untuk menciptakan impresi tertentu. Sebaliknya, back stage adalah ruang pribadi kita. Di sinilah kita bisa “turun panggung”, melepaskan topeng, dan menjadi diri sendiri tanpa takut dihakimi.

Panggung Media Sosial

Media sosial, tanpa diragukan lagi, adalah front stage terbesar dan termegah di era modern. Feed Instagram, profil LinkedIn, atau ‘vlog’ YouTube adalah panggung depan kita yang telah kita kurasi dengan sangat hati-hati.

Filter, angle foto, dan caption yang inspiratif adalah kostum dan naskah kita. Tujuannya? “Manajemen Impresi” (Impression Management). Kita ingin audiens (followers) melihat kita sebagai pribadi yang sukses, bahagia, atau cerdas.

Sementara itu, back stage kita bergeser ke ruang yang lebih privat. Fitur “Close Friends” di Instagram, obrolan grup pribadi (seperti WhatsApp), atau bahkan Finsta (Fake Instagram) adalah tempat kita mengeluh, berantakan, dan menunjukkan sisi yang tidak “Instagrammable”.

Kelelahan Menjadi Sempurna

Pertunjukan yang konstan ini memiliki konsekuensi psikologis. Tuntutan untuk terus-menerus mengelola impresi menciptakan apa yang disebut Goffman sebagai “kecemasan dramaturgis”. Kita menjadi lelah karena harus selalu tampil sempurna.

Akibatnya, muncul kerinduan kolektif akan “otentisitas”. Fenomena “photo dump” yang acak atau unggahan “tanpa filter” sebenarnya adalah upaya untuk membawa sedikit “panggung belakang” ke “panggung depan”—meskipun, ironisnya, otentisitas itu sendiri seringkali menjadi bentuk pertunjukan yang baru. Kita mungkin adalah lakon, tetapi penting untuk mengingat bahwa kita juga berhak untuk istirahat di balik layar.

Penulis : Ahmad Haris Kurnia

Editor : Ahmad Haris Kurnia

Follow WhatsApp Channel www.posnews.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Wacana PPPK Jadi PNS Mencuat Lagi, DPR: Belum Masuk Pembahasan Resmi UU ASN
Bekasi Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir Hingga April 2026, Warga Diminta Waspada
Banjir Kepung Jakarta Selatan, 27 RT Terendam, Air Capai 110 Cm
Pohon Rengas Tumbang di Dharmawangsa, 5 Mobil Ringsek – 2 Warga Luka
Mayat Pria di Siak Dikubur Berterpal, Polisi Ungkap Luka Sadis di Kepala dan Leher
BNN Luncurkan “Jaga Jakarta Tanpa Narkoba”, Tangkal Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Harvey Moeis Resmi Masuk Lapas Cibinong, Eksekusi Vonis 20 Tahun Penjara Kasus Timah
Sulap Baju Lama, Sebuah Fenomena Upcycling

Berita Terkait

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:26 WIB

Wacana PPPK Jadi PNS Mencuat Lagi, DPR: Belum Masuk Pembahasan Resmi UU ASN

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:03 WIB

Bekasi Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir Hingga April 2026, Warga Diminta Waspada

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:56 WIB

Banjir Kepung Jakarta Selatan, 27 RT Terendam, Air Capai 110 Cm

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:28 WIB

Pohon Rengas Tumbang di Dharmawangsa, 5 Mobil Ringsek – 2 Warga Luka

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:03 WIB

Mayat Pria di Siak Dikubur Berterpal, Polisi Ungkap Luka Sadis di Kepala dan Leher

Berita Terbaru

Banjir besar melanda Jakarta Selatan, 27 RT terendam hingga 110 cm usai hujan deras. BPBD kerahkan petugas, warga diminta waspada potensi banjir susulan. (BPBD)

JABODETABEK

Banjir Kepung Jakarta Selatan, 27 RT Terendam, Air Capai 110 Cm

Kamis, 30 Okt 2025 - 19:56 WIB