Dampak Perang Dagang: Inflasi dan Kerugian

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 06:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi, Narasi perang dagang seringkali salah kaprah. Jauh dari

Ilustrasi, Narasi perang dagang seringkali salah kaprah. Jauh dari "memenangkan" persaingan, dampak tarif justru kembali sebagai inflasi yang dibayar oleh konsumen di dalam negeri. Dok: Istimewa.

JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Dalam retorika politik, perang dagang seringkali terdengar sebagai alat tawar yang tangguh. Para pemimpin mungkin mengklaim bahwa memberlakukan tarif tinggi adalah cara untuk “menghukum” negara lawan dan melindungi industri domestik.

Namun, analisis ekonomi menunjukkan gambaran yang jauh lebih kompleks. Mitos bahwa negara lawan yang “membayar” tarif sudah lama runtuh. Realitasnya, dampak tarif adalah bumerang yang mendarat langsung di kantong konsumen domestik.

Mitos vs. Fakta: Siapa Sebenarnya yang Membayar Tarif?

Mitos yang paling sering digaungkan adalah bahwa tarif impor “dibayar oleh negara lawan”, misalnya Tiongkok dalam perang dagang AS-Tiongkok. Ini adalah kesalahpahaman fundamental atas cara kerja tarif.

Kenyataannya, tarif adalah pajak atas barang impor. Pemerintah memungut pajak ini dari perusahaan importir di dalam negeri (misalnya, perusahaan AS yang membeli komponen dari Tiongkok). Importir ini, untuk menjaga margin keuntungan mereka, hampir selalu meneruskan seluruh biaya tambahan tersebut kepada konsumen akhir.

Baca Juga :  Efektivitas Bantuan Luar Negeri: Membantu atau Menjerat?

Hasilnya adalah inflasi. Harga barang-barang di toko—mulai dari elektronik hingga pakaian—menjadi lebih mahal, yang secara langsung menurunkan daya beli masyarakat.

Kerugian bagi Eksportir Domestik

Selain itu, perang dagang jarang terjadi satu arah. Negara yang menjadi target tarif hampir pasti akan membalas dengan tarif mereka sendiri. Ini menciptakan efek bumerang yang menyakitkan bagi produsen di negara pemulai perang.

Contoh paling jelas terlihat dalam perang dagang AS-Tiongkok. Ketika AS memberlakukan tarif pada barang-barang manufaktur Tiongkok, Tiongkok membalas dengan menargetkan produk pertanian AS.

Akibatnya, eksportir domestik, seperti petani kedelai di AS, tiba-tiba kehilangan akses ke pasar ekspor terbesar mereka. Alih-alih melindungi pekerja domestik, tarif balasan justru menghancurkan lapangan kerja di sektor ekspor.

Konsumen sebagai Korban Utama

Analisis data dari berbagai lembaga ekonomi, termasuk IMF dan studi akademis, konsisten menunjukkan satu hal: tidak ada pemenang sejati dalam perang dagang.

Sistem ini menciptakan ekonomi yang kurang efisien, merusak rantai pasok global, dan mengurangi persaingan sehat. Pada akhirnya, perang dagang merugikan kedua belah pihak. Namun, beban terberat tidak jatuh ke politisi, melainkan ke konsumen yang menghadapi harga lebih tinggi (inflasi) dan produsen domestik yang kehilangan pasarnya.

Penulis : Ahmad Haris Kurnia

Editor : Ahmad Haris Kurnia

Follow WhatsApp Channel www.posnews.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Wacana PPPK Jadi PNS Mencuat Lagi, DPR: Belum Masuk Pembahasan Resmi UU ASN
Bekasi Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir Hingga April 2026, Warga Diminta Waspada
Banjir Kepung Jakarta Selatan, 27 RT Terendam, Air Capai 110 Cm
Pohon Rengas Tumbang di Dharmawangsa, 5 Mobil Ringsek – 2 Warga Luka
Mayat Pria di Siak Dikubur Berterpal, Polisi Ungkap Luka Sadis di Kepala dan Leher
BNN Luncurkan “Jaga Jakarta Tanpa Narkoba”, Tangkal Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Harvey Moeis Resmi Masuk Lapas Cibinong, Eksekusi Vonis 20 Tahun Penjara Kasus Timah
Sulap Baju Lama, Sebuah Fenomena Upcycling

Berita Terkait

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:26 WIB

Wacana PPPK Jadi PNS Mencuat Lagi, DPR: Belum Masuk Pembahasan Resmi UU ASN

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:03 WIB

Bekasi Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir Hingga April 2026, Warga Diminta Waspada

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:56 WIB

Banjir Kepung Jakarta Selatan, 27 RT Terendam, Air Capai 110 Cm

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:28 WIB

Pohon Rengas Tumbang di Dharmawangsa, 5 Mobil Ringsek – 2 Warga Luka

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:03 WIB

Mayat Pria di Siak Dikubur Berterpal, Polisi Ungkap Luka Sadis di Kepala dan Leher

Berita Terbaru

Banjir besar melanda Jakarta Selatan, 27 RT terendam hingga 110 cm usai hujan deras. BPBD kerahkan petugas, warga diminta waspada potensi banjir susulan. (BPBD)

JABODETABEK

Banjir Kepung Jakarta Selatan, 27 RT Terendam, Air Capai 110 Cm

Kamis, 30 Okt 2025 - 19:56 WIB