JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Bayangkan sebuah skenario sederhana: Negara A merasa sedikit terancam oleh situasi global. Untuk berjaga-jaga, mereka memutuskan membeli sistem rudal pertahanan baru. Niat mereka 100% murni untuk “bertahan diri” (defensif).
Namun, Negara B, tetangga Negara A, melihat hal ini dari kacamata yang berbeda. Mereka tidak bisa membaca niat Negara A. Yang mereka lihat hanyalah rudal baru yang bisa saja digunakan untuk menyerang. Karena cemas, Negara B memutuskan mereka juga harus membeli senjata yang lebih canggih untuk mengimbangi. Akibatnya, situasi menjadi jauh lebih panas dan berbahaya daripada sebelumnya, padahal tidak ada satu pun negara yang awalnya berniat memulai perang.
Inilah inti dari Dilema Keamanan (Security Dilemma), salah satu konsep paling penting dan paling tragis dalam Teori Realisme.
Tragedi Ketidakpastian Niat
Konsep Dilema Keamanan, yang sering diasosiasikan dengan pemikir Realisme Defensif seperti John Herz dan Robert Jervis, muncul dari satu fakta dasar dunia: anarki (tidak adanya polisi dunia).
Dalam sistem anarki, tidak ada otoritas yang bisa menjamin keamanan sebuah negara. Karena negara tidak pernah bisa yakin 100% akan niat negara lain, mereka harus selalu waspada. Dilema Keamanan adalah sebuah tragedi di mana tindakan satu negara untuk meningkatkan keamanannya sendiri, secara tidak sengaja, justru menurunkan keamanan negara lain.
Masalah utamanya adalah ketidakmampuan untuk membedakan antara senjata defensif (untuk bertahan) dan senjata ofensif (untuk menyerang). Sebuah tank, rudal, atau kapal perang bisa dengan mudah digunakan untuk keduanya. Niat ada di dalam kepala pemimpin, tetapi kekuatan militer terlihat nyata.
Spiral Kecurigaan
Sejarah penuh dengan contoh dilema ini. Contoh paling klasik adalah Perlombaan Senjata Nuklir selama Perang Dingin. Uni Soviet mengembangkan nuklir untuk mengimbangi AS, dan AS mengembangkan lebih banyak lagi untuk merespons Soviet. Keduanya bertindak atas nama “keamanan”, tetapi hasilnya adalah dunia yang berada di ambang kehancuran nuklir.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Contoh modern terlihat jelas dalam ketegangan abadi antara India dan Pakistan. Setiap kali India menguji coba rudal baru dengan alasan untuk menangkis ancaman Tiongkok, Pakistan melihatnya sebagai ancaman langsung. Pakistan pun merespons dengan uji coba rudal mereka sendiri. Spiral kecurigaan ini terus berputar, meningkatkan risiko konflik di antara dua kekuatan nuklir.
Kesimpulan
Dilema Keamanan menunjukkan sisi paling tragis dari politik global. Ini menyiratkan bahwa perang bisa saja terjadi bukan karena ada satu negara yang “jahat” atau haus kekuasaan, melainkan murni karena ketakutan dan ketidakpastian niat yang ada dalam sistem anarki. Selama negara tidak bisa saling membaca pikiran, upaya untuk membuat diri sendiri lebih aman akan selalu berisiko membuat dunia menjadi tempat yang lebih berbahaya.
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia





















