JAKARTA, POSNEWS.CO.ID –Pagi hingga sore bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan teknologi, malam hari meracik kopi sebagai barista, dan akhir pekan mengerjakan proyek desain grafis lepas. Pemandangan seperti ini bukan lagi hal aneh di kalangan anak muda urban saat ini. Selamat datang di era side hustle, di mana satu pekerjaan saja sering kali tidak cukup.
Generasi milenial dan Z kini menjadikan dua, tiga, atau bahkan lebih banyak pekerjaan sampingan sebagai bagian tak terpisahkan dari gaya hidup mereka. Jika dulu orang melakukan kerja sampingan karena butuh uang, kini motivasinya telah bergeser menjadi jauh lebih kompleks dan personal.
Bukan Sekadar Uang Tambahan
Meskipun stabilitas finansial tetap menjadi faktor, banyak anak muda terjun ke dunia side hustle karena alasan yang lebih dalam. Pekerjaan utama memang memberikan gaji yang stabil, tetapi tidak selalu menyediakan ruang untuk kepuasan batin atau pengembangan diri.
- Eksplorasi Passion: Pekerjaan sampingan menjadi kanvas untuk mengeksplorasi minat dan hobi yang tidak tersalurkan di kantor. Seorang akuntan yang membuka toko kue online di akhir pekan melakukannya bukan semata untuk keuntungan, tetapi karena kecintaannya pada dunia pastri.
- Membangun Portofolio: Di era ekonomi digital yang kompetitif, side hustle adalah cara cerdas untuk membangun portofolio dan keahlian baru. Melalui proyek lepas di bidang penulisan atau desain, mereka bisa menunjukkan kemampuan nyata kepada calon klien atau perusahaan.
- Mencari Kepuasan dan Kontrol: Banyak pekerjaan kantoran memiliki struktur yang kaku. Side hustle menawarkan otonomi—kemampuan untuk mengontrol proyek, klien, dan jam kerja sendiri. Mereka sering kali mendapatkan kepuasan dari membangun sesuatu dari nol, sesuatu yang tidak mereka temukan di pekerjaan utama.
Generasi Serba Bisa di Era Digital
Ledakan budaya side hustle tidak terjadi dalam ruang hampa. Kemudahan teknologi dan pergeseran nilai dalam memandang karier mendorong fenomena ini. Platform freelancing, media sosial, dan alat kolaborasi digital kini memungkinkan siapa saja untuk memulai “bisnis” mereka sendiri dengan modal minimal.
Selain itu, generasi muda saat ini tidak lagi terikat pada konsep “satu pekerjaan seumur hidup”. Bagi mereka, karier adalah sebuah mozaik yang mereka bangun dari berbagai pengalaman, bukan sebuah jalur lurus yang kaku.
Tantangan di Balik Fleksibilitas
Namun, di balik fleksibilitas dan potensi kepuasan, budaya side hustle juga menyimpan tantangan. Risiko kelelahan (burnout) sangat tinggi, karena batas antara waktu kerja dan istirahat menjadi kabur. Selain itu, pekerjaan sampingan sering kali tidak memberikan jaring pengaman sosial seperti asuransi kesehatan atau dana pensiun.
Pada akhirnya, fenomena side hustle mencerminkan cara generasi baru mendefinisikan kembali makna sukses dan kerja. Ini bukan lagi sekadar tentang mendaki tangga korporat, melainkan tentang membangun kehidupan yang seimbang antara stabilitas, passion, dan pertumbuhan diri.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia