Perang Hummus: Milik Siapa Cocolan Ikonik Ini?

Jumat, 31 Oktober 2025 - 13:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi, Dari hidangan kuno menjadi simbol perebutan identitas nasional, inilah kisah perang politik di balik semangkuk hummus. Dok: Istimewa

Ilustrasi, Dari hidangan kuno menjadi simbol perebutan identitas nasional, inilah kisah perang politik di balik semangkuk hummus. Dok: Istimewa

JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Di rak supermarket di London, menu kafe di New York, hingga meja makan di Sydney, hummus telah menjelma menjadi makanan global. Cocolan lembut berbahan dasar chickpeas (kacang arab) dan tahini (pasta wijen) ini identik dengan makanan sehat dan lezat. Namun, di balik popularitasnya, tersimpan sebuah konflik sengit yang jauh lebih dalam dari sekadar resep.

Bagi dunia, hummus adalah makanan. Bagi Timur Tengah, ini adalah identitas. Fenomena perebutan klaim atas makanan ini dikenal sebagai gastro-politik, dan hummus adalah medan pertempuran utamanya. Berbagai negara di Levant, seperti Lebanon, Israel, Palestina, Suriah, dan Yunani, masing-masing mengklaim sebagai pemilik sah warisan kuliner ini.

Akar Sejarah yang Kabur

Menelusuri jejak hummus seperti mencari jarum di tumpukan jerami sejarah. Secara teknis, chickpeas dan tahini telah menjadi bahan pokok di Timur Tengah selama ribuan tahun. Catatan paling awal tentang hidangan yang mirip hummus berasal dari Kairo pada abad ke-13.

Baca Juga :  OTT KPK di Riau, Gubernur Abdul Wahid dan 9 Orang Ditangkap-Dibawa ke Jakarta Besok

Namun, fakta sejarah ini tidak menghentikan klaim modern. Setiap negara memiliki narasi asal-usulnya sendiri yang dipegang teguh. Masalahnya, di dunia kuno, resep bergerak bebas melintasi perbatasan yang bahkan belum ada. Menentukan satu titik asal mula hummus hampir mustahil secara definitif, membuatnya menjadi lahan subur untuk klaim nasionalistis.

Diplomasi Piring Raksasa

Jika diplomasi politik gagal, gastro-politik mengambil alih. Perebutan klaim ini paling jelas terlihat dalam “Perang Hummus” antara Lebanon dan Israel. Puncaknya adalah persaingan sengit untuk membuat piring hummus terbesar di dunia, sebuah simbol identitas nasional yang sangat harfiah.

Persaingan ini melibatkan pembuatan hummus dalam piring-piring raksasa seberat ribuan kilogram, yang kemudian dicatat oleh Guinness World Records. Bagi Lebanon, ini adalah cara untuk menegaskan bahwa hummus adalah bagian integral dari warisan kuliner mereka yang coba “dicuri”. Bagi Israel, menyajikan hummus sebagai hidangan nasional adalah bagian dari pembentukan identitas negara yang masih muda.

Baca Juga :  Rasa Nasionalisme dan Satu Bangsa yang Dibayangkan

Identitas dalam Semangkuk Cocolan

Pada akhirnya, perang hummus menunjukkan bahwa makanan tidak pernah sekadar pangan. Begitu sebuah hidangan melintasi batas negara dan menjadi komoditas global, ia menjadi rentan terhadap politik.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hummus telah berevolusi dari sekadar makanan pokok regional menjadi alat politik, simbol identitas budaya, dan representasi konflik yang lebih besar. Saat kita menikmati hummus di kafe favorit kita, kita mungkin tidak sadar bahwa kita sedang mencicipi hidangan yang sarat dengan sejarah, kebanggaan, dan perebutan identitas yang kompleks.

Penulis : Ahmad Haris Kurnia

Editor : Ahmad Haris Kurnia

Follow WhatsApp Channel www.posnews.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Rahasia Panjang Umur Karier LeBron James dan CR7
Doping Genetik: Batas Baru Kecurangan yang Tak Terdeteksi
Banjir Jakarta Makin Meluas: 30 RT Terendam, Air Tembus 90 Cm Usai Hujan Deras
Menteri Supratman, Aturan Penyadapan Bakal Disatukan dalam Satu UU Khusus
Imigrasi Amankan WZ, Buronan Penipuan Rp 2,2 Triliunan Asal China di Batam
Suporter atau Perusuh? Membedah Psikologi Massa di Stadion
Kasus Video Porno Lisa Mariana, Model Cantik Ini Kembali Diperiksa Polisi
Banjir 50 Cm Rendam Tiga Ruas Jalan Jakarta, Lalu Lintas Lumpuh

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 19:26 WIB

Rahasia Panjang Umur Karier LeBron James dan CR7

Selasa, 18 November 2025 - 19:15 WIB

Doping Genetik: Batas Baru Kecurangan yang Tak Terdeteksi

Selasa, 18 November 2025 - 17:23 WIB

Banjir Jakarta Makin Meluas: 30 RT Terendam, Air Tembus 90 Cm Usai Hujan Deras

Selasa, 18 November 2025 - 16:31 WIB

Menteri Supratman, Aturan Penyadapan Bakal Disatukan dalam Satu UU Khusus

Selasa, 18 November 2025 - 15:59 WIB

Imigrasi Amankan WZ, Buronan Penipuan Rp 2,2 Triliunan Asal China di Batam

Berita Terbaru

Ilustrasi, LeBron James dan CR7 masih mendominasi di usia 40-an. Rahasianya bukan hanya latihan keras, tapi sains pemulihan (recovery) yang ekstrem. Dok: Istimewa.

SPORT

Rahasia Panjang Umur Karier LeBron James dan CR7

Selasa, 18 Nov 2025 - 19:26 WIB