TNI 80 Tahun, Reformasi Militer Mandek, Politik Militer Menguat

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 21:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi TNI. Dok: Istimewa

Ilustrasi TNI. Dok: Istimewa

JAKARTA, POSNEWS.CO.ID – Koalisi Masyarakat Sipil kembali menyoroti peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang kini memasuki usia 80 tahun.

Mereka menegaskan, TNI makin jauh masuk ke ruang sipil dan politik sehingga agenda reformasi TNI wajib kembali disuarakan.

Diskusi bertajuk “Menyikapi HUT TNI ke-80” digelar di kantor Imparsial, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (4/10/2025). Forum ini menghadirkan Centra Initiative, YLBHI, KontraS, dan Imparsial.

Zainal Arifin, Ketua Bidang Advokasi YLBHI, langsung menembak persoalan utama. “Kalau cinta TNI, kita harus berani mengingatkan. Fungsi TNI hanya alat pertahanan negara, bukan pemain politik atau pebisnis,” tegasnya.

Zainal menyebut banyak figur militer duduk di kabinet era Presiden Prabowo. Bahkan UU TNI Nomor 3 Tahun 2025 membuka jalan anggota aktif menduduki jabatan sipil. “Ini berbahaya. Dwifungsi dilegalkan lagi,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Kalau TNI sibuk nyangkul atau urus sawah, itu salah arah. Yang kita butuhkan TNI yang kuat menjaga perbatasan dan kedaulatan, bukan TNI jadi birokrat.”

Baca Juga :  Ridwan Kamil Tes DNA dengan Lisa Mariana, Hasil Diumumkan Rabu 20 Agustus 2025

Militer Rekonsolidasi

Direktur Imparsial Ardi Manto Adiputra menilai kondisi ini bagian dari rekonsolidasi militer. Ia mencatat 133 MoU antara TNI dengan lembaga sipil sejak era Jokowi hingga Prabowo. “Padahal UU TNI 2004 jelas, militer pelaksana kebijakan, bukan pembuat kebijakan,” tegasnya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ardi mencontohkan keterlibatan TNI dalam distribusi obat dan vitamin MBG bersama BPOM. “Kasus keracunan MBG sudah 6.457, bahkan satu meninggal. Kalau obat juga dipegang TNI tanpa Kemenkes, ini bisa jadi malapetaka,” ungkapnya.

Rencana pemerintah membentuk 500 Batalion Teritorial Pembangunan (BTP) hingga 2029 juga disorot. “Kalau militer lebih banyak di sawah daripada latihan perang, efek gentarnya hilang. Dunia tak lagi segan pada TNI,” kata Ardi.

Baca Juga :  Wamendag Roro: Digitalisasi UMKM Perkuat Perdagangan dan Akses Pasar Global

Koordinator KontraS, Dimas Bagus Arya Saputra, merilis data mencengangkan. “Sejak Oktober 2024 sampai September 2025, tercatat 85 kasus kekerasan oleh prajurit TNI. Sebanyak 62,3 persen terjadi setelah RUU TNI disahkan,” bebernya.

Rinciannya: 38 penganiayaan, 13 penyiksaan, 19 intimidasi, dan 11 penembakan. Papua menjadi episentrum dengan 23 kasus. Dari total 182 korban, 64 luka-luka dan 31 tewas.

TNI Harus Kembali ke Jalur Konstitusi

KontraS juga menyoroti pengerahan 5.859 prajurit ke Papua, termasuk 2.108 personel untuk BTP. Intervensi TNI bahkan merambah dunia sipil dan akademik.

“Di usia 80 tahun, TNI harus mendengar suara rakyat sipil. Kalau tidak, tujuan reformasi sektor keamanan terancam runtuh,” tegas Dimas.

Koalisi menutup diskusi dengan seruan keras: TNI wajib kembali ke fungsi utama—menjaga pertahanan negara, bukan sibuk politik, bisnis, atau proyek pemerintah. (red)

Follow WhatsApp Channel www.posnews.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Debt Collector Viral di Tangerang Ditangkap Usai Tantang Polwan
Polri Pasang Sistem Anti-Drone Canggih di MotoGP Mandalika 2025
Liburan Natal dan Tahun Baru Hemat, Tiket Transportasi Dapat Diskon Besar
Pertemuan Hangat Jokowi–Prabowo di Jakarta, Publik Soroti Sinyal Politik
Korban Tawuran Pelajar di Tomang Jalani Jahitan Kepala, Pelaku Ditangkap Polisi
Truk Tronton Terjun dari Tol Jakarta-Merak Timpa Mobil dan Motor, 5 Orang Terluka
Pria Majalengka Tewas Ditusuk di Kembangan, Diduga Masalah Pekerjaan
Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 16 Korban Jiwa, 120 Orang Jadi Korban

Berita Terkait

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 22:11 WIB

Debt Collector Viral di Tangerang Ditangkap Usai Tantang Polwan

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 21:42 WIB

Polri Pasang Sistem Anti-Drone Canggih di MotoGP Mandalika 2025

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 21:27 WIB

TNI 80 Tahun, Reformasi Militer Mandek, Politik Militer Menguat

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 19:59 WIB

Liburan Natal dan Tahun Baru Hemat, Tiket Transportasi Dapat Diskon Besar

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 19:24 WIB

Pertemuan Hangat Jokowi–Prabowo di Jakarta, Publik Soroti Sinyal Politik

Berita Terbaru