Lebih dari Sekadar Sepatu

Kamis, 30 Oktober 2025 - 06:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi, Dari Air Jordan hingga raffle yang heboh, bagaimana sepatu kets berevolusi dari alas kaki menjadi aset investasi dan simbol status. Dok: Istimewa.

Ilustrasi, Dari Air Jordan hingga raffle yang heboh, bagaimana sepatu kets berevolusi dari alas kaki menjadi aset investasi dan simbol status. Dok: Istimewa.

JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Bagi sebagian besar orang, sepatu kets adalah alas kaki. Namun, bagi sekelompok orang, itu adalah aset. Fenomena orang rela mengantre berhari-hari, mengikuti undian (raffle) di aplikasi, dan membayar harga resell lima kali lipat harga ritel untuk sepasang sepatu sudah menjadi hal biasa.

Orang-orang bahkan menyimpan sepatu yang tidak terpakai dalam kotak akrilik dan memperlakukannya seperti karya seni. Ini adalah dunia sneaker culture, sebuah subkultur global yang telah mengubah alas kaki sederhana menjadi simbol status, identitas, dan instrumen investasi.

Dari Lapangan ke Panggung

Semua ini tidak terjadi dalam semalam. Akar kultur ini tertanam kuat dalam dua pilar budaya: bola basket dan musik hip-hop. Pada 1980-an, Nike mengontrak Michael Jordan dan merilis Air Jordan 1. Sepatu itu lebih dari sekadar perlengkapan olahraga; itu adalah simbol pemberontakan dan kehebatan.

Baca Juga :  Polisi Tangkap Dua Pencopet di Keramaian Haul Habib Ali Solo

Selain itu, pada saat yang sama, grup hip-hop seperti Run-DMC mendedikasikan lagu untuk sepatu Adidas Superstar mereka. Mereka menolak tali sepatu dan mengangkat lidah sepatu, menjadikannya seragam bagi sebuah generasi. Dari sanalah, sneakers berevolusi dari fungsi menjadi pernyataan identitas.

Identitas Sneakerhead

Di jantung kultur ini adalah para sneakerheads. Mereka bukan sekadar kolektor; mereka adalah sejarawan, kurator, dan antusias. Menjadi sneakerhead bukan soal memiliki sepatu terbanyak, tetapi soal pengetahuan.

Mereka adalah orang-orang yang hafal kode colorway (kombinasi warna), cerita di balik desain, dan tanggal rilis. Bergabung dengan komunitas ini berarti memiliki identitas. Memakai sepasang sepatu langka di jalan adalah cara berkomunikasi tanpa kata dengan sneakerhead lain. Ini adalah penanda status dan pengetahuan yang spesifik.

Baca Juga :  Presiden Prabowo: Indonesia Kekurangan 70 Ribu Dokter Spesialis, Perlu Strategi Cepat

Seperti banyak subkultur lainnya, popularitas seringkali mengundang masalah. Pertanyaan besarnya: Apakah kultur ini masih otentik, atau sudah sepenuhnya didominasi oleh hype dan komersialisme murni?

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Banyak “OG” (penggemar lama) merasa reseller yang menggunakan bot telah merusak kultur ini, hanya untuk menjualnya kembali dengan harga selangit. Fokusnya bergeser dari “cinta pada desain” menjadi “cinta pada label harga”. Akan tetapi, di sisi lain, komersialisme inilah yang membuat brand terus berinovasi. Kultur sneakers kini terjebak dalam perdebatan abadi antara otentisitas komunitas dan kekuatan pasar.

Penulis : Ahmad Haris Kurnia

Editor : Ahmad Haris Kurnia

Follow WhatsApp Channel www.posnews.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Wacana PPPK Jadi PNS Mencuat Lagi, DPR: Belum Masuk Pembahasan Resmi UU ASN
Bekasi Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir Hingga April 2026, Warga Diminta Waspada
Banjir Kepung Jakarta Selatan, 27 RT Terendam, Air Capai 110 Cm
Pohon Rengas Tumbang di Dharmawangsa, 5 Mobil Ringsek – 2 Warga Luka
Mayat Pria di Siak Dikubur Berterpal, Polisi Ungkap Luka Sadis di Kepala dan Leher
BNN Luncurkan “Jaga Jakarta Tanpa Narkoba”, Tangkal Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Harvey Moeis Resmi Masuk Lapas Cibinong, Eksekusi Vonis 20 Tahun Penjara Kasus Timah
Sulap Baju Lama, Sebuah Fenomena Upcycling

Berita Terkait

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:26 WIB

Wacana PPPK Jadi PNS Mencuat Lagi, DPR: Belum Masuk Pembahasan Resmi UU ASN

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:03 WIB

Bekasi Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir Hingga April 2026, Warga Diminta Waspada

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:56 WIB

Banjir Kepung Jakarta Selatan, 27 RT Terendam, Air Capai 110 Cm

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:28 WIB

Pohon Rengas Tumbang di Dharmawangsa, 5 Mobil Ringsek – 2 Warga Luka

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:03 WIB

Mayat Pria di Siak Dikubur Berterpal, Polisi Ungkap Luka Sadis di Kepala dan Leher

Berita Terbaru

Banjir besar melanda Jakarta Selatan, 27 RT terendam hingga 110 cm usai hujan deras. BPBD kerahkan petugas, warga diminta waspada potensi banjir susulan. (BPBD)

JABODETABEK

Banjir Kepung Jakarta Selatan, 27 RT Terendam, Air Capai 110 Cm

Kamis, 30 Okt 2025 - 19:56 WIB