JAKARTA, POSNEWS.CO.ID – Buka linimasa TikTok atau Pinterest Anda, dan Anda akan segera dibanjiri dengan tutorial “sulap” yang menakjubkan. Celana jins robek yang usang bertransformasi menjadi tas jinjing stylish. Para kreator memotong dan menjahit ulang kemeja kebesaran milik ayah menjadi crop top yang trendi.
Ini adalah fenomena upcycling, atau daur guna, sebuah gerakan DIY (Do It Yourself) yang sedang meledak. Ini adalah seni mengubah limbah fashion yang nyaris terbuang menjadi sesuatu yang bernilai, unik, dan fungsional.
Pendorong Tren Kreatif Ini
Mengapa gerakan ini tiba-tiba menjadi begitu populer, terutama di kalangan anak muda? Setidaknya ada tiga alasan utama yang mendorongnya.
Pertama, ledakan kreativitas. Di dunia di mana fast fashion yang seragam sering mendominasi, upcycling menawarkan kanvas untuk ekspresi diri. Kedua, kesadaran lingkungan. Generasi baru semakin sadar akan dampak buruk limbah tekstil. Upcycling adalah cara yang sangat praktis dan langsung untuk mengurangi jejak karbon pribadi mereka. Ketiga, keinginan untuk tampil unik. Dengan upcycling, Anda dijamin seratus persen memiliki produk yang tidak akan dimiliki orang lain.
Beda Upcycling dan Recycling
Orang sering menggunakan istilah ini secara bergantian, padahal keduanya sangat berbeda. Recycling (daur ulang) adalah proses industri yang menghancurkan bahan kembali ke bentuk dasarnya. Contohnya, proses ini melebur botol plastik menjadi pelet plastik, atau menghancurkan kain katun kembali menjadi serat.
Sebaliknya, Upcycling (daur guna) adalah proses kreatif yang menambah nilai pada suatu barang tanpa merusaknya. Anda mengambil kemeja lama, menambahkan bordir atau mengubah potongannya. Nilai barang tersebut justru naik (up), menjadikannya produk baru yang lebih baik dari aslinya.
Dari Konsumen Pasif Menjadi Kreator
Pada akhirnya, upcycling lebih dari sekadar tren kerajinan tangan. Ini adalah pergeseran mentalitas yang signifikan. Gerakan ini mengubah kita dari konsumen pasif yang hanya membeli dan membuang, menjadi kreator aktif.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kita tidak lagi melihat kemeja robek sebagai sampah, tetapi sebagai bahan baku. Ini adalah bentuk pemberdayaan, di mana gunting, benang, dan imajinasi menjadi alat untuk menciptakan mode yang lebih personal, berkelanjutan, dan bertanggung jawab.
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia





















