SIDOARJO, POSNEWS.CO.ID – Tangis pecah di lokasi ambruknya musala Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Para santri dan warga hanya bisa menangis saat tim SAR gabungan menggali puing-puing bangunan yang menelan banyak korban.
Hingga Sabtu (4/10/2025), atau hari keenam pencarian, jumlah korban tewas mencapai 20 orang — sebagian masih sulit dikenali karena tertimbun reruntuhan.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, yang juga bertindak sebagai On Scene Coordinator (OSC), mengungkapkan bahwa total korban dalam insiden tragis ini mencapai 124 orang. Dari jumlah tersebut, 104 korban berhasil selamat, sementara 20 lainnya meninggal dunia.
“Dari 20 korban meninggal dunia, baru lima yang berhasil diidentifikasi. Sisanya masih dalam proses pemeriksaan tim DVI Polda Jatim,” jelas Nanang.
Korban yang sudah ditemukan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk menjalani proses identifikasi lebih lanjut.
Proses Evakuasi Penuh Risiko
Nanang menegaskan, proses pencarian tidak berjalan mudah. Tim SAR harus ekstra hati-hati karena banyak korban tertimbun reruntuhan bangunan berat.
“Petugas harus mengangkat puing, memotong rangka baja, lalu menyingkirkan material sebelum bisa mengevakuasi korban,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Cuaca yang tidak menentu dan kondisi bangunan yang labil membuat proses evakuasi semakin menantang. Meski begitu, tim tetap bekerja tanpa henti siang dan malam untuk menemukan seluruh korban.
Korban Tewas yang Telah Teridentifikasi
Berdasarkan data dari situs resmi Tanggap Darurat Sidoarjo, lima korban yang sudah berhasil diidentifikasi yaitu:
- Muhammad Alfan Ibrahimavic
- Mochammad Mashudulhaq
- Muhammad Soleh
- Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas
- Moch. Agus Ubaidillah
Sementara 15 korban lainnya masih menunggu hasil identifikasi DNA dan pencocokan sidik jari dari tim DVI.
BMKG mengingatkan masyarakat sekitar lokasi agar waspada terhadap potensi hujan deras dan tanah labil di wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Sementara BNPB menegaskan, bencana ini dikategorikan sebagai kegagalan teknologi bangunan, bukan akibat gempa.
Petugas gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan relawan masih terus disiagakan di lokasi hingga seluruh korban berhasil ditemukan. (red)