TANGERANG, POSNEWS.CO.ID – Yayasan Baitul Akbar Parabek di Serpong, Tangerang Selatan, terus berjuang membangun pendidikan dari nol. Sejak berdiri pada 1996, sekolah ini berjalan dengan dana terbatas dan nyaris tanpa perhatian serius dari pemerintah.
Yayasan ini berakar dari sejarah panjang Pesantren Sumatera Thawalib Parabek di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang berdiri pada 1910.
Ulama besar Syekh Ibrahim Musa, kakek dari pendiri yayasan, mendirikan pesantren tersebut dan melahirkan tokoh bangsa seperti Buya Hamka serta Wapres RI ke-3, Adam Malik.
Sumarni Bakar Rela Bangun Jalan
Berlandaskan sejarah itu, Hj. Sumarni Bakar membeli sebidang tanah di Lengkong Gudang Timur untuk mendirikan sekolah. Bahkan, ia rela membangun jalan selebar 4 meter sepanjang 300 meter agar akses menuju sekolah terbuka.
Awalnya, yayasan ini hanya membuka RA/TK. Namun, atas kerja keras dan desakan warga, berdirilah SD pada 2016. Sayangnya, perjalanan SD tersebut sempat terganggu karena konflik internal dengan mitra.
Baru pada 2020, yayasan mengambil alih penuh dan meresmikannya kembali bersama Wakil Wali Kota Tangsel saat itu, H. Pilar Saga Ichsan.
Tak berhenti di sana, atas usulan warga, yayasan mencoba mendirikan SMP IT Darul Ilmi. Semua persyaratan sudah dipenuhi, bahkan hasil survei dari Diknas menyarankan agar sekolah tetap berjalan sambil menunggu izin.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sayangnya, alih-alih dimudahkan, izin yang dijanjikan selesai dalam 39 hari justru ditolak tanpa alasan jelas pada April 2025.
“Kalau bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah. Itulah anekdot pahit yang kami alami,” ujar Ketua Yayasan H. Yurneli, SE, dengan nada getir.

Polisi dan Pemda Turun Tangan
Situasi ini memaksa pihak yayasan meminta bantuan ke aparat kepolisian. Dukungan datang dari Bapak Kapolda Metro Jaya, Kapolres Tangsel dan Walikota Tangsel, yang turun tangan membantu proses perizinan. Hasilnya, izin operasional SMP IT Darul Ilmi akhirnya resmi terbit pada Agustus 2025.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan moril dan materil. Anak-anak kurang mampu akhirnya punya harapan masa depan lebih baik,” ungkap Yurneli.
Harapan untuk Perhatian Pemerintah
Kini, SMP tersebut sudah bisa beroperasi. Namun, fakta bahwa sebuah lembaga pendidikan harus berjuang keras melawan birokrasi untuk sekadar mendapat izin, menunjukkan betapa sekolah swasta rakyat kecil sering dikesampingkan.
“Semua berdiri dari keringat dan semangat masyarakat. Harapan kami, pemerintah lebih peduli dan tidak mempersulit untuk mencerdaskan anak bangsa,” tutup Yurneli. (red)