Air Hujan Jakarta Tercemar Mikroplastik, BRIN Ungkap Fakta Mengejutkan

Jumat, 24 Oktober 2025 - 15:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hujan mengguyur Jakarta. Dok: iSock

Hujan mengguyur Jakarta. Dok: iSock

JAKARTA, POSNEWS.CO.ID – Hujan yang turun bekangan ini sebaiknya dihindari masyarakat, karena air hujan yang turun sudah bercampur dengan partikel mikroplastik.

Dalam penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan partikel mikroplastik dalam air hujan di Jakarta.

Zat berbahaya itu diduga berasal dari serat pakaian sintetis, debu kendaraan, ban, hingga pembakaran sampah plastik secara terbuka.

Profesor Riset BRIN Muhammad Reza Cordova menjelaskan, hasil penelitian menunjukkan mikroplastik terdeteksi dengan konsentrasi 3 hingga 40 partikel per meter persegi per hari.

“Air hujan yang kita anggap bersih ternyata membawa partikel plastik mikroskopis dari udara. Dalam hitungan detik, partikel itu bisa larut ke air hujan,” ungkap Reza, Jumat (24/10/2025).

Reza menegaskan, mikroplastik berasal dari aktivitas manusia seperti penggunaan pakaian berbahan sintetis dan pembakaran sampah terbuka.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia mengingatkan, rendahnya pengumpulan sampah di wilayah penyangga ibu kota memperburuk polusi udara.

“Pembakaran sampah melepaskan mikroplastik dan zat dioksin ke udara, lalu terhirup manusia,” jelasnya.

DLH DKI dan BRIN Kolaborasi Pantau Mikroplastik

Menanggapi riset BRIN, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengapresiasi hasil penelitian itu.

Menurutnya, temuan ini menjadi alarm serius bahwa polusi di Jakarta sudah memasuki tahap kompleks dan butuh langkah berbasis data ilmiah.

Baca Juga :  Lonjakan Arus Lalu Lintas Jabotabek H-1 Libur Maulid Nabi 2025 Capai 184.824 Kendaraan

“Kami sudah berkolaborasi dengan BRIN untuk memantau mikroplastik di Teluk Jakarta dan sungai-sungai utama,” ujar Asep di Gedung F Balai Kota, Jumat (24/10).

Asep menegaskan, pihaknya terus memperketat pengawasan industri, menggelar uji emisi kendaraan, dan mengampanyekan pengurangan plastik sekali pakai.

Ia juga memperkuat penerapan Pergub Nomor 142 Tahun 2019 tentang kantong belanja ramah lingkungan.

“Kebijakan pengurangan plastik sekali pakai akan terus kami perkuat seiring kampanye hidup minim plastik di rumah tangga dan komunitas,” tegasnya.

Asep juga memastikan DLH DKI melanjutkan riset bersama BRIN, KLHK, dan perguruan tinggi untuk memantau kualitas air hujan dan meneliti dampak mikroplastik terhadap kesehatan warga.

BMKG: Mikroplastik Terbawa Angin dan Cuaca

Fungsional Madya Pengamat Meteorologi dan Geofisika BMKG Dwi Atmoko menjelaskan, mikroplastik tergolong aerosol, yakni partikel padat atau cair yang melayang di udara.

“Partikel ini bisa berpindah mengikuti arah angin dan pola cuaca, lalu turun ke permukaan lewat hujan atau deposisi kering,” katanya.

Dwi menambahkan, mikroplastik yang jatuh di Jakarta bisa saja berasal dari wilayah lain, dan sebaliknya, polutan dari Jakarta juga bisa terbawa ke daerah sekitar.

Baca Juga :  Keracunan MBG di Cipongkor Bandung Barat, 411 Pelajar Terserang, 47 Masih Dirawat

“Karena itu, penanganan masalah ini wajib dilakukan lintas wilayah dan lintas sektor,” tegasnya.

Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan P2P Dinkes DKI Jakarta Rahmat Aji Pramono mengingatkan, mikroplastik bisa memicu gangguan serius jika masuk ke tubuh lewat udara atau makanan.

“Partikel ini bisa menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan dan pencernaan. Bahkan, jika ukurannya sangat kecil, ia bisa masuk ke aliran darah dan memengaruhi organ vital,” jelas Rahmat.

Ia meminta warga menjaga kebersihan rumah, memperbaiki ventilasi udara, dan mengurangi plastik sekali pakai.

“Efek mikroplastik bersifat jangka panjang. Pencegahan harus dimulai dari kebiasaan sehari-hari,” imbaunya.

BPBD: Hujan Bisa Jadi Pembersih Alami Udara

Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DKI Jakarta Rian Sarsono menyebut, hasil riset BRIN harus direspons dengan kesiapsiagaan masyarakat.

“Informasi ilmiah ini bukan untuk menakuti, tapi agar warga tahu cara mencegah dampaknya,” ujarnya.

Rian memastikan BPBD terus mengoptimalkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), tidak hanya untuk mencegah banjir, tetapi juga mengurangi polutan udara.

“Hujan bisa jadi mekanisme alami yang menurunkan partikel berbahaya seperti mikroplastik dari atmosfer,” tandasnya. (red)

Follow WhatsApp Channel www.posnews.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Pemprov DKI Tegas Dukung Larangan Thrifting, Jakarta Siap Tertibkan Pedagang Nakal
10 Pedagang Beras di Jakarta Kena Tegur, Jual di Atas Harga Eceran Tertinggi
Roy Suryo Bongkar Keanehan Ijazah Jokowi Saat Daftar Pilpres, Sebut 99,9 Persen Palsu
Banjir Hebat Landa Lembang, Jalan Pasar Panorama Lumpuh Total
Ratusan Siswa Sleman Keracunan Usai Makan Bergizi Gratis, 1 Dirujuk ke RS UGM
KKB Sadis! 34 Orang Dibantai di Yahukimo, Polda Papua Ungkap Fakta Mengerikan
Dishub DKI Bahas Kenaikan Tarif Transjakarta, Cost Recovery Turun Drastis
Jakarta Running Festival 2025, Dishub Tutup 10 Ruas Jalan, Ini Rute Alternatifnya

Berita Terkait

Jumat, 24 Oktober 2025 - 16:44 WIB

Pemprov DKI Tegas Dukung Larangan Thrifting, Jakarta Siap Tertibkan Pedagang Nakal

Jumat, 24 Oktober 2025 - 16:14 WIB

10 Pedagang Beras di Jakarta Kena Tegur, Jual di Atas Harga Eceran Tertinggi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 15:48 WIB

Roy Suryo Bongkar Keanehan Ijazah Jokowi Saat Daftar Pilpres, Sebut 99,9 Persen Palsu

Jumat, 24 Oktober 2025 - 15:35 WIB

Banjir Hebat Landa Lembang, Jalan Pasar Panorama Lumpuh Total

Jumat, 24 Oktober 2025 - 15:25 WIB

Ratusan Siswa Sleman Keracunan Usai Makan Bergizi Gratis, 1 Dirujuk ke RS UGM

Berita Terbaru