Maling Petai Ditembak Mati Pemilik Kebun di Musi Banyuasin, Peluru Tembus Perut

Senin, 20 Oktober 2025 - 07:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Polisi mengamankan pelaku berikut senapan angin dan karung berisi petai dari lokasi penembakan di Musi Banyuasin. Dok: Polsek Sungai Keruh

Polisi mengamankan pelaku berikut senapan angin dan karung berisi petai dari lokasi penembakan di Musi Banyuasin. Dok: Polsek Sungai Keruh

MUSI BANYUASIN, POSNEWS.CO.ID Aksi penembakan kembali terjadi di wilayah Sumatera Selatan. Kali ini seorang pencuri petai tewas ditembak oleh pemilik kebun 

Korban bernama Zulkarnain (44) tewas mengenaskan setelah ditembak pemilik kebun, Soni Harso (35), di Dusun V, Desa Kerta Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Jumat (17/10/2025) sore.

Korban meregang nyawa setelah peluru senapan angin milik pelaku menembus perut bagian kanan. Peristiwa berdarah itu terjadi sekitar pukul 18.00 WIB saat pelaku memergoki korban mencuri petai di kebunnya.

Saat dipergoki, keduanya sempat cekcok. Karena emosi, pelaku langsung menembak korban satu kali hingga korban roboh bersimbah darah,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Sungai Keruh, Ipda Rolly Setiawan, Senin (20/10/2025).

Baca Juga :  Laras Faizati Diberhentikan dari AIPA Usai Ditetapkan Tersangka Provokasi Pembakaran Mabes Polri

Pelaku Diringkus Kurang dari 24 Jam

Usai menembak, pelaku sempat melarikan diri. Namun polisi bergerak cepat. Kurang dari 24 jam, tim Unit Reskrim Polsek Sungai Keruh berhasil menangkap Soni Harso tanpa perlawanan di wilayah yang sama.

Petugas juga menyita barang bukti berupa satu pucuk senapan angin warna coklat, satu karung berisi 10 tangkai petai, dan pakaian pelaku yang dipakai saat kejadian.

“Korban sempat dibawa warga untuk mendapat pertolongan, tapi nyawanya tak tertolong karena luka tembak cukup parah,” tambah Rolly.

Kasus Pembunuhan Sadis Gegerkan Warga

Peristiwa ini langsung menggegerkan warga Desa Kerta Jaya. Banyak yang tak menyangka, petai seharga puluhan ribu rupiah justru menjadi penyebab hilangnya nyawa manusia. Polisi kini menahan pelaku dan menjeratnya dengan pasal pembunuhan disertai ancaman hukuman berat.

Pelaku sudah kami tahan dan masih kami periksa secara intensif,” tegas Rolly. (red)

Follow WhatsApp Channel www.posnews.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Tipuan Shrinkflation: Saat Isi Produk Menyusut Diam-diam
Cairan Emas Modern: Mengapa Tinta Printer Begitu Mahal?
Teori Warung Kopi: Alasan Cerdas Kenapa Pesaing Sering Berdekatan
Saat Resesi, Mengapa Penjualan Lipstik Justru Laris?
Trik Psikologi di Balik Rp 9.990 yang Membuat Anda Terus Belanja
Demo Setahun Pemerintahan Prabowo–Gibran Kepung DPR dan Monas, Hindari Kawasan Ini
Lisa Mariana Diperiksa Bareskrim Polri Hari Ini Terkait Kasus Fitnah Ridwan Kamil
Cuaca Jabodetabek 20–21 Oktober 2025, Hujan Ringan Merata, Waspada Perubahan Cuaca

Berita Terkait

Senin, 20 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Tipuan Shrinkflation: Saat Isi Produk Menyusut Diam-diam

Senin, 20 Oktober 2025 - 08:24 WIB

Cairan Emas Modern: Mengapa Tinta Printer Begitu Mahal?

Senin, 20 Oktober 2025 - 08:15 WIB

Teori Warung Kopi: Alasan Cerdas Kenapa Pesaing Sering Berdekatan

Senin, 20 Oktober 2025 - 08:02 WIB

Saat Resesi, Mengapa Penjualan Lipstik Justru Laris?

Senin, 20 Oktober 2025 - 07:49 WIB

Trik Psikologi di Balik Rp 9.990 yang Membuat Anda Terus Belanja

Berita Terbaru

Ilustrasi, Merasa isi camilan favoritmu makin sedikit padahal harganya sama? Itu bukan imajinasimu, itu trik shrinkflation. Dok: Istimewa

NETIZEN

Tipuan Shrinkflation: Saat Isi Produk Menyusut Diam-diam

Senin, 20 Okt 2025 - 08:32 WIB

Ilustrasi, Beli printer murah, lalu kaget saat beli tintanya? Anda baru saja masuk ke dalam salah satu model bisnis paling cerdik di dunia. Dok: Istimewa.

NETIZEN

Cairan Emas Modern: Mengapa Tinta Printer Begitu Mahal?

Senin, 20 Okt 2025 - 08:24 WIB

Ilustrasi, Saat dompet menipis, mengapa lipstik baru menjadi barang wajib? Fenomena 'Efek Lipstik' mengungkap bagaimana kemewahan kecil menjadi pelarian psikologis di tengah krisis ekonomi. Dok: Istimewa.

KESEHATAN

Saat Resesi, Mengapa Penjualan Lipstik Justru Laris?

Senin, 20 Okt 2025 - 08:02 WIB