JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Kasus bom rakitan yang meledak di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara hingga kini masih menyita perhatian publik.Â
Polda Metro Jaya mengungkap perkembangan terbaru ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Ledakan yang terjadi pada Jumat (7/11/2025) siang saat salat Jumat melukai 96 orang. Satbrimob Polda Metro Jaya berhasil menjinakkan tiga bom rakitan aktif di dua lokasi berbeda.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri, menjelaskan bahwa polisi juga memeriksa bahan peledak bersama Puslabfor Polri untuk mengetahui jenis dan daya ledaknya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Satbrimob mengamankan dan menjinakkan tiga bom di dua TKP.Lebih lanjut, kami memeriksa bahan peledak untuk memastikan daya ledak dan jenisnya,” ujar Irjen Asep, Selasa (11/11/2025).
Dari 96 korban, polisi mencatat 67 luka ringan, 26 luka sedang, dan 3 luka berat. Beberapa korban baru melaporkan keluhan gangguan pendengaran dan luka beberapa hari pasca-ledakan.
Korban saat ini dirawat di RS Islam Cempaka Putih, RS Yarsi, RS Pertamina, Balai Kesehatan Lantamal, Puskesmas Kelapa Gading, dan RS Polri Kelapa Gading.
Hingga Selasa (11/11/2025) pukul 12.30 WIB, 68 korban telah pulang, sedangkan 28 korban masih menjalani perawatan.
Pelaku ABH Siswa SMA Bertindak Mandiri
Kapolda Metro Jaya mengungkap pelaku adalah ABH (Anak Berhadapan dengan Hukum), siswa SMA yang bertindak sendiri. Pelaku bersikap tertutup dan menyukai konten kekerasan.
Polisi telah memeriksa 16 saksi, termasuk korban, guru, pelaku, keluarga, serta memeriksa CCTV, ponsel, dan bahan peledak.
“Pelaku tidak terkait jaringan teror, ini murni tindakan kriminal umum,” tegas AKBP Mayndra Eka Wardhana dari Densus 88 Anti Teror Polri.
Dansat Brimob Kombes Henik Maryanto menjelaskan bahwa ledakan pertama terjadi di masjid SMAN 72, sedangkan TKP kedua berada di bank sampah dan taman baca.
Di masjid, polisi menemukan dua kawah ledak, paku, potongan tas, dan komponen bom. Sementara di bank sampah, empat bom ditemukan; dua meledak tidak sempurna, dua masih aktif.
Bom aktif lain ditemukan di taman baca dengan casing kaleng minuman dan remote. Tim Gegana Sat Brimob mengamankan dan menjinakkan semua bom.
Bom Dikendalikan Remote
Henik menambahkan bahwa bom diledakkan menggunakan remote dengan daya 6 volt, dan pelaku tidak berada di dalam masjid saat ledakan.
Analisis polisi menunjukkan bahwa bahan peledak di masjid dan lokasi lain menggunakan low explosive dan potassium chloride.
“Remote ditemukan di taman baca, sehingga pelaku meledakkan dari luar masjid,” ujar Henik.
Kabid Balmetfor Polri Kombes Ari Kurniawan Jati menyebut bahan peledak di rumah pelaku berkekuatan rendah.
“Kami juga memeriksa di rumah ABH, di sana ditemukan bahan peledak dengan kekuatan rendah, sama seperti bahan di TKP masjid dan bank sampah,” kata Ari.
Polisi terus mendalami motif pelaku, memastikan keamanan sekolah, dan menindaklanjuti semua temuan bom di TKP. (red)





















