7 Siswa SD di Bogor Keracunan MBG, Menu Ayam Asam Manis Jadi Sorotan

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 15:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Dasar. Dok: Istimewa

Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Dasar. Dok: Istimewa

BOGOR, POSNEWS.CO.ID – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali jadi sorotan. Makanan yang digadang-gadang menyehatkan anak sekolah justru bikin hebor warga Gunungputri, Kabupaten Bogor.

Sebanyak tujuh siswa SD negeri dilarikan ke puskesmas setelah mengalami mual, muntah, pusing, dan sakit perut usai menyantap makanan dari program tersebut, Kamis (16/10/2025).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dr Fusia Meidiawaty menegaskan pihaknya langsung bergerak begitu menerima laporan dari Puskesmas Ciangsana.

“Laporan masuk setelah tujuh siswa mengeluh mual dan muntah usai menyantap menu MBG,” ujar Fusia kepada wartawan, Sabtu (18/10/2025).

Petugas kesehatan segera mendatangi sekolah untuk memeriksa para korban. Dari hasil penelusuran, makanan yang dikonsumsi berasal dari penyedia yang sama di sepuluh sekolah di wilayah itu.

“Total ada 3.034 siswa yang mendapat makanan dari Program SPPG Ciangsana, Yayasan Rumika Peduli Bangsa,” bebernya.

Baca Juga :  Wanita Ditemukan Tewas Mengapung di Kali Ciliwung Pademangan, Warga Panik

Menu Ayam Goreng Asam Manis Jadi Tersangka Utama

Menu makan siang para siswa hari itu terdiri dari nasi putih, ayam goreng tepung asam manis, tahu goreng, sayur campur, dan buah jeruk.
“Gejala muncul hanya 15 menit setelah makan,” ungkap Fusia.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tujuh siswa yang sempat dirawat di Puskesmas Ciangsana kini sudah pulih. “Seluruh korban sudah membaik, tidak ada yang dirawat inap,” katanya.

Namun, warga menilai perlu ada evaluasi ketat. “Masa program makan sehat malah bikin anak muntah-muntah?” ujar seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya dengan nada kesal.

Dinkes Uji Sampel di Lab, Hasil Masih Ditunggu

Dinas Kesehatan telah menurunkan tim investigasi untuk memeriksa dapur katering serta mengambil sampel makanan yang akan diuji di Laboratorium Kesehatan Kelas A Kabupaten Bogor.

Baca Juga :  Anggota Polri Dikeroyok di Curug Tangerang, 4 Orang Luka-luka Depan Pabrik Astari

“Kami masih menunggu hasil lab untuk memastikan penyebab pasti. Saat ini baru dugaan keracunan MBG,” terang Sekretaris Dinkes Irman Gapur.

Sementara itu, pihak yayasan penyedia makanan belum memberikan tanggapan resmi. Warga berharap pemerintah segera bertindak agar program makan gratis tak menjadi “makan petaka” bagi pelajar.

Kasus ini membuat Pemkab Bogor disorot publik. Sejumlah pemerhati pendidikan meminta agar setiap sekolah penerima MBG mendapat pengawasan langsung soal kebersihan, bahan makanan, dan proses distribusi.

“Program bagus tapi pengawasan harus ekstra. Jangan sampai niat baik berubah jadi bencana,” kata aktivis pendidikan lokal, Rudi Prakoso. (red)

Follow WhatsApp Channel www.posnews.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Shin Tae-yong Buka Peluang Kembali Latih Timnas Indonesia
KPK Bongkar Tambang Emas Ilegal Dekat Sirkuit Mandalika, Hasil 3 Kilo Sehari
Tolak Makan, Bocah di Bojonggede Tewas Dipukul Ibu Tiri Sejak Awal Oktober
Membedah Banalitas Kejahatan di Era Digital
Modal Tak Kasat Mata Anak Jaksel: Ketika Selera Menjadi Penentu Status
Saat Hobi Menjadi Cuan: Jebakan Alienasi di Era Digital
Hegemoni K-Pop dan Secangkir Kopi
Hujan Petir Diprediksi Guyur Jabodetabek 22 Oktober, Warga Diminta Siaga

Berita Terkait

Rabu, 22 Oktober 2025 - 09:24 WIB

Shin Tae-yong Buka Peluang Kembali Latih Timnas Indonesia

Rabu, 22 Oktober 2025 - 08:59 WIB

KPK Bongkar Tambang Emas Ilegal Dekat Sirkuit Mandalika, Hasil 3 Kilo Sehari

Rabu, 22 Oktober 2025 - 07:33 WIB

Tolak Makan, Bocah di Bojonggede Tewas Dipukul Ibu Tiri Sejak Awal Oktober

Rabu, 22 Oktober 2025 - 06:59 WIB

Membedah Banalitas Kejahatan di Era Digital

Rabu, 22 Oktober 2025 - 06:37 WIB

Modal Tak Kasat Mata Anak Jaksel: Ketika Selera Menjadi Penentu Status

Berita Terbaru

Ilustrasi, Bagaimana ribuan klik dari orang-orang biasa bisa menciptakan perundungan massal? Sebuah pandangan melalui kacamata teori Banalitas Kejahatan dari Hannah Arendt. Dok: Istimewa.

NETIZEN

Membedah Banalitas Kejahatan di Era Digital

Rabu, 22 Okt 2025 - 06:59 WIB