JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Kehidupan Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara dari dulu terus menggeliat tak pernah mati, namun lagi-lagi jadi sorotan buruk sebagai Kampung Narkotika.
Wilayah padat pesisir ini sudah puluhan kali digerebek aparat. Dari BNN, Polri, sampai gabungan TNI–Polri, semua pernah menyisir lorong-lorong sempit kawasan itu.
Namun apa hasilnya? Sarang narkoba itu tetap tumbuh subur. Seakan kebal hukum. Seakan menertawakan negara.
Sudah Bolak-Balik Digulung, Tapi Kok Masih Hidup.
Warga yang jujur hanya bisa geleng-geleng kepala. Setiap penggerebekan biasanya heboh dan menyita atensi publik.
Tapi setelah itu, baku jual narkoba kembali berjalan. Transaksi jalan terus. Para pengedar berdatangan, pelanggan pun tetap ramai.
Pertanyaan besar pun bergema: Siapa yang sebenarnya membekingi?
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Apakah ada tangan gelap dari aparat tertentu? Apakah ada oknum yang sengaja “memelihara” wilayah tersebut.
Publik pun pantas bertanya — kenapa sarang narkoba sekuat ini.
Pintu Masuk Laut: Dugaan Jaringan Internasional?
Kampung Bahari berada di wilayah pelabuhan internasional. Akses laut terbuka. Deretan kapal hilir mudik setiap hari.
Muncul dugaan lebih mengerikan: Apakah Kampung Bahari menjadi jalur distribusi narkoba internasional?
Jika benar, penumpasan di permukaan tak akan pernah cukup. Pasokan akan terus mengalir seperti gelombang laut.
Ironinya, banyak warga baik di Bahari. Mereka capek, malu, bahkan takut. Mereka ingin lingkungan bersih, tetapi suara mereka kalah oleh para bandit narkoba.
Bagaimana mungkin warga yang jujur tidak marah. Rumah mereka dikepung kriminal, nama kampung dicap hitam, anak-anak terancam masa depan kelam.
Namun siapa yang berani bersuara? Karena di sana, pedagang narkoba lebih berkuasa dibanding ketua RT.
Negara Tidak Boleh Kalah
Jika negara kalah melawan segeng kampung narkoba, apa kabarnya penjagaan keamanan nasional?
Operasi besar harus berlanjut, bukan sekadar razia sesaat. Penegakan hukum harus tembus hingga aktor besar, oknum beking, dan jaringan laut internasional kalau memang ada.
Kampung Bahari tidak boleh dibiarkan jadi “negara kecil” para pengedar. Masyarakat butuh rasa aman. Butuh bukti, bukan janji.
Mereka ingin anak-anak bebas dari narkoba, bukan hidup dalam teror bandar. Kini bola panas ada di tangan aparat: Tunjukkan negara hadir. Jangan biarkan narkoba menang. (red)





















