Perang Resep Asli

Minggu, 26 Oktober 2025 - 19:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi, Dari Karbonara tanpa krim hingga Rendang kering, kita bedah mengapa perdebatan resep asli lebih panas dari dapurnya. Dok: Istimewa.

Ilustrasi, Dari Karbonara tanpa krim hingga Rendang kering, kita bedah mengapa perdebatan resep asli lebih panas dari dapurnya. Dok: Istimewa.

JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Anda pasti pernah melihatnya di kolom komentar media sosial. Seseorang mengunggah resep Karbonara, lalu muncul komentar pedas: Karbonara ASLI tidak pakai krim! Hal yang sama terjadi pada perdebatan sengit seputar Rendang itu harus kering, bukan basah!

Selamat datang di perang resep asli, sebuah medan pertempuran digital di mana gatekeeping (penjagaan gerbang) kuliner terjadi setiap hari. Ini adalah fenomena global di mana resep tidak lagi sekadar panduan memasak, tetapi telah menjadi pernyataan identitas yang kaku.

Resep yang Terus Berevolusi

Para penjaga kemurnian resep seringkali melupakan satu fakta krusial: resep yang mereka anggap otentik itu sendiri adalah hasil evolusi ribuan tahun.

Kita ambil contoh masakan Italia. Tomat, bahan dasar saus pasta yang kini dianggap ikonik, baru tiba di Italia dari benua Amerika pada abad ke-16. Nenek moyang orang Romawi tidak pernah makan spageti saus tomat. Bahkan resep asli Karbonara (yang menggunakan guanciale dan pecorino) adalah resep yang relatif baru, kemungkinan baru populer pasca-Perang Dunia II. Kuliner tidak statis; ia terus bergerak, menyerap bahan baru, dan beradaptasi dengan teknologi serta migrasi.

Baca Juga :  DPR Desak Kajian Hukum Hibah Rp10 Triliun Surya Darmadi ke BPI Danantara

Makanan sebagai Penjaga Identitas

Lalu, mengapa kita begitu protektif terhadap resep warisan? Jawabannya melampaui urusan rasa. Makanan adalah salah satu pilar utama penjaga identitas budaya.

Saat seseorang dari budaya lain memasak resep warisan kita dengan cara yang salah, banyak yang merasa itu bukan sekadar modifikasi, tetapi sebuah pelecehan terhadap identitas. Oleh karena itu, gatekeeping resep menjadi cara untuk mempertahankan ‘milik kita’ di era globalisasi yang serba campur. Akibatnya, ini adalah upaya untuk menjaga agar warisan leluhur tidak terdilusi atau hilang.

Baca Juga :  Sulap Baju Lama, Sebuah Fenomena Upcycling

Otentisitas vs. Evolusi

Merayakan otentisitas dan menghormati resep warisan tentu saja penting. Sebab, itu adalah cara kita menghargai sejarah dan kerja keras generasi sebelumnya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, kita juga harus menerima kenyataan bahwa evolusi rasa adalah sebuah keniscayaan. Lidah beradaptasi, bahan-bahan baru bermunculan, dan kreativitas akan selalu menemukan jalannya. Pada akhirnya, mungkin, daripada berdebat mana yang asli, lebih bijak untuk menghargai keduanya: resep warisan sebagai fondasi dan resep baru sebagai ekspresi kreativitas yang hidup.

Penulis : Ahmad Haris Kurnia

Editor : Ahmad Haris Kurnia

Follow WhatsApp Channel www.posnews.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Wacana PPPK Jadi PNS Mencuat Lagi, DPR: Belum Masuk Pembahasan Resmi UU ASN
Bekasi Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir Hingga April 2026, Warga Diminta Waspada
Banjir Kepung Jakarta Selatan, 27 RT Terendam, Air Capai 110 Cm
Pohon Rengas Tumbang di Dharmawangsa, 5 Mobil Ringsek – 2 Warga Luka
Mayat Pria di Siak Dikubur Berterpal, Polisi Ungkap Luka Sadis di Kepala dan Leher
BNN Luncurkan “Jaga Jakarta Tanpa Narkoba”, Tangkal Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Harvey Moeis Resmi Masuk Lapas Cibinong, Eksekusi Vonis 20 Tahun Penjara Kasus Timah
Sulap Baju Lama, Sebuah Fenomena Upcycling

Berita Terkait

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:26 WIB

Wacana PPPK Jadi PNS Mencuat Lagi, DPR: Belum Masuk Pembahasan Resmi UU ASN

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:03 WIB

Bekasi Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir Hingga April 2026, Warga Diminta Waspada

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:56 WIB

Banjir Kepung Jakarta Selatan, 27 RT Terendam, Air Capai 110 Cm

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:28 WIB

Pohon Rengas Tumbang di Dharmawangsa, 5 Mobil Ringsek – 2 Warga Luka

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:03 WIB

Mayat Pria di Siak Dikubur Berterpal, Polisi Ungkap Luka Sadis di Kepala dan Leher

Berita Terbaru

Banjir besar melanda Jakarta Selatan, 27 RT terendam hingga 110 cm usai hujan deras. BPBD kerahkan petugas, warga diminta waspada potensi banjir susulan. (BPBD)

JABODETABEK

Banjir Kepung Jakarta Selatan, 27 RT Terendam, Air Capai 110 Cm

Kamis, 30 Okt 2025 - 19:56 WIB