JAKARTA, POSNEWS.CO.ID – Kawasan transit Dukuh Atas, Jakarta Pusat, makin kinclong usai hadirnya toilet premium Mister Loo. Fasilitas modern ini resmi beroperasi Kamis (2/10/2025) dan langsung mencuri perhatian warga.
Toilet pintar asal Swiss itu berdiri di dekat pintu masuk Stasiun Sudirman, tepat di samping pos polisi. Letaknya strategis, dikelilingi kafe, ruang publik, serta titik transit KRL, MRT, LRT, hingga Transjakarta.
Setiap bilik dilengkapi sensor otomatis, flush tanpa sentuh, pengharum digital, dan AC. Toilet perempuan bernuansa pink, sedangkan toilet pria berwarna biru. Tarifnya Rp5.000, bisa dibayar tunai atau QRIS.
“Fokus kami kebersihan dan kenyamanan. Petugas jaga rutin membersihkan toilet dan mengatur antrean agar tetap tertib,” ujar Country Head Mister Loo Indonesia, Shinta Ardaneswari.
Ramah Lingkungan
Tak hanya bersih, Mister Loo juga menggunakan teknologi pengolahan limbah ramah lingkungan. Air limbah yang keluar sudah berupa dry water yang aman bagi lingkungan sekitar.
Co-Founder Mister Loo, Andreas Wanner, menyebut fasilitas ini menambah nilai Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas. Warga kini tak perlu masuk stasiun hanya untuk buang air.
Sebelum di Dukuh Atas, toilet premium ini sudah hadir di Tanah Abang Blok B, Pantai Aloha PIK 2, dan Green Terrace TMII.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Direktur Utama PT Integrasi Transit Jakarta, Ferdiansyah Roestam, menegaskan kerja sama ini bentuk dukungan Pemprov DKI Jakarta dalam menghadirkan fasilitas publik premium.
Tak hanya toilet, wajah Dukuh Atas juga dipercantik lewat terowongan Kendal, JPM multiguna, trotoar lebar, zona ojek online tertib, hingga Transport Hub “Simpang Temu” 12 lantai. Semua fasilitas ini dirancang untuk menghubungkan KRL, MRT, LRT, dan kereta bandara.
Integrasi Moda Transportasi
Menteri Perhubungan Dudy Puwagandhi menegaskan integrasi penuh TOD Dukuh Atas segera rampung. Stasiun Karet akan terhubung dengan BNI City lewat kanopi dan jembatan penyeberangan.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menargetkan pembaruan kawasan selesai dua tahun lagi. “Kalau sudah nyambung semua, warga pindah moda tak lagi kepanasan atau kehujanan,” tegasnya.
Bagi pekerja seperti Rafi (28), wajah baru Dukuh Atas bikin betah nongkrong. “Sore rame, ada musik jalanan, kafe, taman, plus toilet bersih. Enak banget nongkrong di sini,” katanya.
Kini, Dukuh Atas bukan lagi sekadar titik transit. Kawasan ini menjelma jadi ruang publik modern, nyaman, dan ikon gaya hidup baru warga Jakarta. (red)