JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Coba akui, berapa kali Anda memutar ulang serial Friends saat sedang merasa lelah? Atau film Harry Potter di akhir pekan yang mendung? Anda mungkin sudah hafal setiap dialognya di luar kepala, “We were on a break!” atau “Wingardium Leviosa”, tetapi Anda tetap kembali lagi.
Anda tidak sendirian. Ini adalah fenomena psikologis global yang dikenal sebagai “Comfort Watch” (Tontonan Nyaman). Ini adalah ritual yang tampaknya tidak logis—mengapa membuang waktu untuk cerita yang sudah kita tahu akhirnya—namun memiliki alasan ilmiah yang kuat.
Psikologi Comfort Watch: Otak yang Lelah
Mengapa kita melakukan ini? Jawabannya sederhana: otak kita lelah. Psikolog menjelaskan bahwa menonton sesuatu yang baru, bahkan film yang mendapat rating tinggi sekalipun, membutuhkan kerja kognitif. Otak harus memproses alur cerita baru, mengenali karakter, membangun hubungan emosional, dan mengantisipasi plot yang tidak terduga. Ini melelahkan.
Sebaliknya, saat kita memutar ulang tontonan yang familiar, otak kita bisa “beristirahat”. Ia beralih ke mode autopilot. Akibatnya, kita tidak perlu lagi bekerja keras memproses informasi. Kita tahu persis apa yang akan terjadi, kapan leluconnya muncul, dan bagaimana akhirnya. Ini memberikan kelegaan kognitif yang besar.
Rasa Aman, Prediktabilitas, dan Nostalgia
Manfaat dari ritual ini jauh lebih dalam dari sekadar ‘malas’. Ini adalah bentuk self-care yang esensial, sama pentingnya seperti comfort food (makanan nyaman).
Pertama, ini soal prediktabilitas. Di dunia nyata yang penuh dengan berita mengejutkan, tenggat waktu pekerjaan, dan ketidakpastian sosial, tontonan yang familiar adalah satu-satunya dunia yang aman dan terkendali. Kita tahu tidak akan ada kejutan buruk; kita tahu akhir ceritanya akan bahagia (atau setidaknya sesuai harapan).
Kedua, ini adalah nostalgia. Menonton film masa kecil atau serial favorit dari masa remaja mengangkut kita kembali ke waktu yang (kita anggap) lebih sederhana. Oleh karena itu, ini bukan hanya soal menonton cerita, tapi mengunjungi kembali versi diri kita yang lebih muda.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Jangkar Emosional di Dunia yang Kacau
Jadi, jika Anda merasa bersalah karena tidak mencoba serial baru yang sedang ramai dibicarakan di media sosial dan malah memilih menonton The Office untuk kesepuluh kalinya, jangan khawatir. Itu bukanlah kemalasan.
Pada akhirnya, itu adalah mekanisme self-care yang cerdas dari otak Anda. Di tengah dunia yang bergerak terlalu cepat dan penuh kekacauan, tontonan yang familiar adalah jangkar emosional kita—sebuah ritual kecil untuk menemukan stabilitas, rasa aman, dan kedamaian sesaat.
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia





















