JAKARTA, POSNEWS.CO.ID – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menolong rakyat kecil, malah jadi bancakan keluarga.
Fakta ini diungkap Anggota Komisi IX DPR, Muazzim Akbar, dalam rapat kerja bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Muazzim dengan nada prihatin menyebut ada dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang nekat merekrut 47 orang pegawai dari satu keluarga.
“Anaknya, keponakannya, istrinya, besannya, bahkan sepupunya ikut masuk. Jadi satu dapur SPPG isinya hampir semua keluarganya,” tegas Muazzim.
Politisi ini menyesalkan praktik culas itu. Padahal, kata dia, SPPG mestinya membuka lapangan kerja untuk warga sekitar, bukan malah jadi proyek keluarga.
“Harapan kita, tenaga kerja harusnya diserap dari masyarakat sekitar dapur MBG. Bukan dari kerabat pengusaha semata,” ujarnya.
Muazzim juga membeberkan temuan lain. Ada dapur MBG di Bali yang merekrut 21 pegawai dari Jawa, sementara warga lokal hanya kebagian sedikit.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Itu dapur SPPG di Bali malah ambil karyawan dari luar daerah. Yang saya lihat dari koperasi kepolisian, 21 orang didatangkan dari Jawa. Masyarakat Bali hanya sebagian kecil yang direkrut,” ungkapnya.
Lebih miris lagi, lanjut Muazzim, ada pengusaha yang menguasai hingga tujuh dapur SPPG sekaligus.
“Makanya seleksi SPPG harus diperketat. Jangan sampai pengusaha besar memonopoli, sementara rakyat kecil hanya jadi penonton. BGN harus betul-betul tegas dalam menyeleksi, bukan asal terima pendaftaran online atau video presentasi,” tandasnya. (red)