JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Terus meningkatnya pengguna narkoba di tanah air, menjadikan negara ini salah satu tujuan utama narkotika dunia.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Suyudi Ario Seto blak-blakan mengungkap alasan mengapa Indonesia menjadi sasaran empuk jaringan narkotika internasional.
Menurutnya, posisi geografis Indonesia yang strategis serta banyaknya pelabuhan tikus membuat negeri ini rawan menjadi jalur masuk narkoba dari luar negeri.
Pernyataan itu disampaikan Suyudi saat menjadi pembicara dalam seminar Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) bertema “Aktualisasi Peran Kelompok Masyarakat Sipil untuk Pencegahan Kejahatan di Indonesia” di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (12/11/2025).
Indonesia Jadi Target Empuk Jaringan Narkoba Dunia
“Dengan jumlah penduduk yang besar dan letak geografis yang strategis, Indonesia selalu menjadi target jaringan narkotika internasional,” tegas Suyudi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menambahkan, posisi Indonesia yang berdekatan dengan kawasan Golden Triangle — perbatasan Thailand, Myanmar, dan Laos — membuat negeri ini berada di jalur panas perdagangan narkoba terbesar di dunia.
“Sering kali narkoba dari negara-negara itu masuk lewat Laut Andaman, lalu beralih kapal di Selat Malaka melalui sistem ship to ship,” ungkapnya.
Eks Kapolda Banten itu mengakui, kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau menjadi tantangan besar dalam memerangi penyelundupan narkoba.
Ia menyebut banyaknya pelabuhan tidak resmi dari Aceh hingga Indonesia Timur menjadi surga bagi para bandar.
“Pelabuhan tikus dari ujung Aceh sampai Banyuwangi bahkan ke Timur Indonesia, itu sangat rawan. Di situlah para bandar narkotika beraksi,” tegasnya.
Karena itu, Suyudi menekankan bahwa perang melawan narkoba tidak cukup dengan langkah pencegahan semata. Aparat dan masyarakat harus bergerak bersama untuk menutup celah peredaran barang haram tersebut.
“Sekarang mereka sudah pakai chemical narco dan sistem yang sangat terorganisir. Kita harus hadapi dengan strategi yang lebih kuat,” katanya.
Dari Negara Transit Jadi Produsen
Suyudi juga menyoroti perkembangan situasi narkoba di Indonesia. Jika dulu Indonesia hanya menjadi tempat transit, kini sudah berubah menjadi wilayah produksi.
“Kalau dulu sekadar tempat transit, sekarang sudah jadi tempat produksi. Ini luar biasa dan berbahaya,” ujarnya serius.
Ia menegaskan, pemberantasan narkotika bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga menyangkut kedaulatan dan keamanan nasional.
“Peredaran gelap narkotika bukan cuma merusak generasi, tapi juga mengancam sosial, ekonomi, dan keamanan bangsa,” pungkas Suyudi. (red)





















