SAN FRANCISCO, POSNEWS.CO.ID —Petinggi kecerdasan buatan (AI) Intel, Sachin Katti, telah mengundurkan diri untuk bergabung dengan OpenAI, pembuat ChatGPT. Langkah ini dikonfirmasi pada Senin (10/11/2025) dan menandai pukulan terbaru bagi Intel yang sedang berjuang di sektor AI.
Perang Talenta dan Serangkaian Kepergian
Katti hanya menjabat selama enam bulan. Padahal, CEO Lip-Bu Tan baru mempromosikannya menjadi Chief Technology dan AI Officer pada bulan April. Kepergiannya adalah yang terbaru dari serangkaian eksodus eksekutif senior dari raksasa chip tersebut. Eksodus ini terjadi di tengah “perang talenta AI” yang brutal di Silicon Valley.
Sebelumnya, beberapa petinggi lain telah pergi:
- Justin Hotard, kepala bisnis data center dan AI, pergi untuk menjadi CEO Nokia.
- Safroadu Yeboah‑Amankwah, kepala strategi, pergi pada musim panas.
- Michelle Johnston Holthaus, kepala bisnis chip, pergi pada September setelah lebih dari 30 tahun di perusahaan.
Membangun Infrastruktur AGI
Di OpenAI, Katti akan memiliki peran krusial. Presiden OpenAI, Greg Brockman, menyatakan di X (sebelumnya Twitter) bahwa Katti akan memegang tugas penting. Katti akan “merancang dan membangun infrastruktur komputasi” untuk penelitian artificial general intelligence (AGI) dan skalabilitas aplikasi.
Langkah ini sejalan dengan komitmen OpenAI untuk menghabiskan dana besar pada infrastruktur yang akan menggerakkan teknologi AI di masa depan.
Perjuangan Intel dan Respons CEO
Intel telah berjuang keras untuk mengejar Nvidia, yang saat ini mendominasi pasar chip AI dengan GPU-nya. Perusahaan ini gagal meluncurkan produk kompetitif untuk memanfaatkan ledakan AI dalam beberapa tahun terakhir.
Menanggapi kepergian Katti, Intel mengonfirmasi bahwa CEO Lip-Bu Tan akan mengambil alih tanggung jawabnya. “Kami berterima kasih kepada Sachin atas kontribusinya. AI tetap menjadi salah satu prioritas strategis tertinggi Intel, dan kami fokus mengeksekusi peta jalan teknologi dan produk kami,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Katti, seorang mantan profesor Stanford, bergabung dengan Intel sekitar empat tahun lalu. Ia dengan cepat naik pangkat di bawah kepemimpinan baru.
Perang Dua Front Melawan Nvidia dan AMD
Kepergian Katti ke OpenAI menyoroti kegagalan Intel di pasar chip AI yang Nvidia dominasi. Namun, ini hanya setengah dari cerita. Masalah Intel lebih dalam: mereka juga sedang tertekan di pasar inti mereka, yaitu CPU (Central Processing Unit).
Selama beberapa tahun terakhir, chip server EPYC milik AMD secara agresif merebut pangsa pasar. Padahal, lini Xeon milik Intel sebelumnya sangat dominan. AMD menawarkan jumlah inti (core) yang lebih banyak dan efisiensi daya yang lebih baik. Hal ini menjadikannya pilihan menarik untuk data center modern yang haus daya.
Akibatnya, Intel berada dalam posisi yang sangat sulit. Mereka gagal menembus pasar baru (AI GPU) yang Nvidia kuasai. Sementara pada saat yang sama, AMD terus-menerus menggerogoti benteng pertahanan mereka (CPU data center). Eksodus talenta seperti Katti semakin mempersulit upaya Intel untuk bangkit di kedua front tersebut.
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia





















