SIDOARJO, POSNEWS.CO.ID – Duka menyelimuti Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Jumlah korban meninggal akibat ambruknya musala tiga lantai kembali bertambah. Hingga Selasa (30/9/2025) pagi, tiga santri dinyatakan tewas.
Berdasarkan data resmi, total 98 santri menjadi korban dalam musibah maut ini. Mereka tersebar di tiga rumah sakit: RSUD Sidoarjo, RSI Siti Hajar, dan RS Delta Surya.
Korban terbaru adalah Mochammad Mashudulhaq (14) asal Surabaya dan Muhammad Soleh (22) asal Bangka Belitung. Mashudulhaq sempat mendapat perawatan intensif di RSUD Sidoarjo, namun nyawanya tidak tertolong.
Sedangkan Muhammad Soleh, yang sebelumnya kritis dengan luka parah, akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Selasa pagi.
Evakuasi Dramatis
Direktur RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan mengungkapkan salah satu santri harus diamputasi di lokasi kejadian karena terjepit reruntuhan.
“Tim ortopedi dan anestesi langsung melakukan amputasi lengan kiri demi menyelamatkan nyawa korban,” jelas Atok.
Sementara itu, Muhammad Soleh menjadi korban paling parah. Ia sempat mengalami himpitan berat di bagian tubuh bawah sebelum akhirnya meninggal dunia meski sudah dirawat intensif.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
DPR Desak Audit Ponpes
Tragedi ini memicu reaksi keras dari DPR. Anggota Komisi VIII DPR RI Dini Rahmania mendesak Kementerian Agama (Kemenag) bersama BNPB dan pemda segera mengaudit kelayakan bangunan pondok pesantren di seluruh Indonesia.
“Keselamatan santri harus jadi prioritas. Banyak ponpes berdiri di wilayah rawan bencana. Jangan sampai ada korban lagi,” tegas Dini.
Ia menekankan perlunya audit bangunan asrama secara menyeluruh, penerapan standar keamanan yang ketat, hingga pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi santri dan pengelola pesantren.
Kronologi Musala Runtuh
Musibah terjadi pada Senin (29/9/2025) pukul 15.00 WIB saat santri melaksanakan salat Ashar. Lantai musala yang baru dicor beberapa jam sebelumnya mendadak ambruk. Puluhan santri pun terjebak di bawah timbunan beton.
Kepala Basarnas Surabaya Nanang Sigit melaporkan, 100 santri jadi korban. Sebanyak 99 berhasil selamat, satu meninggal dunia di lokasi, yaitu Maulana Affan Ibrahimafic (15), warga Surabaya.
Pengasuh Ponpes, Abdul Salam Mujib, menyebut musala masih dalam tahap pembangunan. “Lantai tiga baru selesai dicor. Belum pakai genteng, langsung dek beton,” ujarnya.
Hingga kini, petugas gabungan bersama relawan terus melakukan pencarian dan penyelamatan. (red)





















