JAKARTA, POSNEWS.CO.ID — Kita sering meremehkan kekuatan gerakan-gerakan kecil. Sebuah meme politik yang viral, gerakan boikot produk, atau tagar yang menjadi trending topic di Twitter sering kita anggap sebagai kebisingan sesaat.
Namun, fenomena ini semakin sering terbukti mampu mengubah kebijakan publik atau mengguncang reputasi korporasi besar. Lantas, bagaimana tindakan yang tampaknya remeh ini memiliki kekuatan politik yang nyata?
Kekuasaan yang Menyebar
Filsuf Perancis Michel Foucault menawarkan perspektif unik. Ia menantang pandangan tradisional bahwa kekuasaan hanya terpusat di atas, seperti di tangan pemerintah atau negara. Sebaliknya, bagi Foucault, kekuasaan menyebar (diffuse) di mana-mana. Ia beroperasi dalam setiap hubungan sosial, misalnya di sekolah, di kantor, dan dalam norma-norma yang kita ikuti.
Dan, Foucault menambahkan, di mana pun ada kekuasaan, di situ selalu ada resistensi atau perlawanan. Keduanya, pada dasarnya, adalah sisi mata uang yang tidak terpisahkan.
Resistensi Mikro di Era Digital
Jika kekuasaan ada di mana-mana, maka resistensi juga tidak harus berupa revolusi besar-besaran atau pemberontakan bersenjata. Akibatnya, perlawanan bisa berbentuk tindakan sehari-hari. Humor, sarkasme, penolakan halus, atau bahkan cara kita berbicara adalah bentuk perlawanan.
Media sosial, dalam hal ini, telah menjadi arena baru yang sempurna untuk resistensi mikro ini. Meme politik adalah senjata humor yang efektif untuk membongkar arogansi kekuasaan. Selain itu, trending topic adalah cara massa yang terfragmentasi untuk memfokuskan energi kolektif mereka pada satu titik. Oleh karena itu, ini adalah perlawanan dari bawah, yang lincah, cair, dan sulit dikontrol oleh struktur kekuasaan tradisional.
Setiap Kita Punya Kekuatan
Implikasi dari pemikiran Foucault sangat memberdayakan. Teori ini menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun yang sepenuhnya lemah atau tidak berdaya. Justru, setiap individu, tidak peduli seberapa terpinggirkan, sebenarnya memiliki agensi dan kekuatan untuk melawan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan berpartisipasi dalam humor kolektif, menyebarkan informasi alternatif, atau bahkan melakukan boikot kecil-kecilan, kita secara aktif terlibat dalam proses membentuk ulang realitas sosial. Pada akhirnya, kita sedang menegosiasikan ulang batas-batas kekuasaan setiap saat.
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia