Jepang Rem Overtourism: Aturan Ekowisata Diperketat untuk Pertama Kali Sejak 2008

Jumat, 14 November 2025 - 09:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi, Khawatir lonjakan turis merusak ekosistem, Kementerian Lingkungan Jepang merevisi kebijakan ekowisata untuk pertama kalinya dalam 16 tahun. Dok: Istimewa.

Ilustrasi, Khawatir lonjakan turis merusak ekosistem, Kementerian Lingkungan Jepang merevisi kebijakan ekowisata untuk pertama kalinya dalam 16 tahun. Dok: Istimewa.

TOKYO, POSNEWS.CO.ID – Kementerian Lingkungan Jepang pada Selasa (12/11/2025) mengumumkan draf revisi kebijakan ekowisata nasional. Langkah ini adalah revisi pertama sejak pemerintah menetapkan kebijakan tersebut pada tahun 2008.

Pemerintah mengambil langkah ini sebagai respons atas kekhawatiran bahwa lonjakan jumlah wisatawan asing (inbound visitors) dapat menyebabkan kerusakan permanen pada ekosistem berharga di negara itu. Pemerintah memperkirakan draf ini dapat selesai paling cepat pada Maret 2026.

Ancaman ‘Overtourism’ Akibat Media Sosial

Menurut draf tersebut, faktor-faktor seperti media sosial telah mendorong jumlah wisatawan yang berlebihan (overtourism) ke destinasi tertentu.

Akibatnya, terjadi berbagai masalah serius. Masalah ini termasuk kemacetan lalu lintas, pembuangan sampah ilegal, dan kerusakan langsung pada satwa liar serta tumbuhan di kawasan lindung.

Solusi: Monitoring Ketat dan Aturan Lokal

Meskipun mengakui adanya masalah, dokumen tersebut juga menegaskan bahwa ekowisata adalah “arah baru pariwisata.” Sebab, ekowisata mampu menyeimbangkan konservasi alam dan budaya dengan pengalaman pengunjung. Oleh karena itu, pemerintah menganggap upaya ini sebagai kunci untuk membangun komunitas lokal yang berkelanjutan.

Baca Juga :  DPR RI Hentikan Tunjangan Perumahan, Take Home Pay Anggota DPR Rp65 Juta

Untuk itu, draf revisi ini mengusulkan beberapa langkah konkret:

  1. Monitoring Ketat: Draf mendesak pemerintah daerah untuk secara terus-menerus memantau dan menilai dampak pariwisata terhadap ekosistem dan kehidupan warga.
  2. Aturan Penggunaan Lokal: Draf merekomendasikan pemerintah daerah untuk membuat “aturan penggunaan” (Rules of Use) jika diperlukan. Pemerintah daerah harus membuat aturan ini setelah berkonsultasi dengan penduduk lokal dan operator pariwisata.
  3. Dukungan Pusat: Pemerintah pusat dapat memberikan dukungan finansial. Pemerintah akan menggunakan dukungan ini untuk melatih pemandu khusus dan meningkatkan layanan multibahasa di lokasi ekowisata.

Analisis: Masa Depan Turis Internasional di Jepang

Revisi kebijakan ini memberikan sinyal kuat tentang masa depan pariwisata internasional, tidak hanya di Jepang tetapi juga secara global. Era pariwisata massal yang berfokus pada kuantitas (jumlah kedatangan) tampaknya akan segera berakhir.

Bagi turis internasional, kebijakan ini berarti:

  • Tidak Lagi Bebas: Turis mungkin tidak bisa lagi mengunjungi lokasi-lokasi viral di media sosial kapan saja mereka mau. “Aturan penggunaan” bisa berarti pembatasan jumlah pengunjung harian, tiket masuk yang lebih mahal, atau kewajiban menggunakan pemandu lokal bersertifikat.
  • Pergeseran ke Kualitas: Di sisi lain, kebijakan ini akan meningkatkan kualitas pengalaman. Dengan adanya pemandu terlatih dan layanan multibahasa, turis akan mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam dan otentik, bukan sekadar antre untuk berfoto.
  • Penerapan Konsep “Turis Bertanggung Jawab”: Jepang secara efektif menyatakan bahwa mereka menginginkan “turis berkualitas” yang menghormati alam dan budaya lokal, bukan turis massal yang meninggalkan sampah dan kemacetan. Pada akhirnya, ini adalah pergeseran menuju pariwisata berkelanjutan yang kini menjadi tren global.

Penulis : Ahmad Haris Kurnia

Editor : Ahmad Haris Kurnia

Follow WhatsApp Channel www.posnews.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Rahasia Panjang Umur Karier LeBron James dan CR7
Doping Genetik: Batas Baru Kecurangan yang Tak Terdeteksi
Banjir Jakarta Makin Meluas: 30 RT Terendam, Air Tembus 90 Cm Usai Hujan Deras
Menteri Supratman, Aturan Penyadapan Bakal Disatukan dalam Satu UU Khusus
Imigrasi Amankan WZ, Buronan Penipuan Rp 2,2 Triliunan Asal China di Batam
Suporter atau Perusuh? Membedah Psikologi Massa di Stadion
Kasus Video Porno Lisa Mariana, Model Cantik Ini Kembali Diperiksa Polisi
Banjir 50 Cm Rendam Tiga Ruas Jalan Jakarta, Lalu Lintas Lumpuh

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 19:26 WIB

Rahasia Panjang Umur Karier LeBron James dan CR7

Selasa, 18 November 2025 - 19:15 WIB

Doping Genetik: Batas Baru Kecurangan yang Tak Terdeteksi

Selasa, 18 November 2025 - 17:23 WIB

Banjir Jakarta Makin Meluas: 30 RT Terendam, Air Tembus 90 Cm Usai Hujan Deras

Selasa, 18 November 2025 - 16:31 WIB

Menteri Supratman, Aturan Penyadapan Bakal Disatukan dalam Satu UU Khusus

Selasa, 18 November 2025 - 15:59 WIB

Imigrasi Amankan WZ, Buronan Penipuan Rp 2,2 Triliunan Asal China di Batam

Berita Terbaru

Ilustrasi, LeBron James dan CR7 masih mendominasi di usia 40-an. Rahasianya bukan hanya latihan keras, tapi sains pemulihan (recovery) yang ekstrem. Dok: Istimewa.

SPORT

Rahasia Panjang Umur Karier LeBron James dan CR7

Selasa, 18 Nov 2025 - 19:26 WIB