MOJOKERTO, POSNEWS.CO.ID – Polisi bakal memeriksa psikologi dan kejiwaan Alvi Maulana (24), tersangka pembunuhan sadis disertai mutilasi terhadap kekasihnya, Tiara Angelina Saraswati (25).
Langkah ini penting untuk memastikan kondisi mental pelaku yang tega memotong tubuh korban hingga ratusan bagian.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzi, menegaskan pemeriksaan akan segera dilakukan. “Kami akan periksa psikologi dan kejiwaan pelaku mutilasi,” katanya, Kamis (18/9/2025).
Rekonstruksi Bongkar Sadisnya Pelaku
Menurut Fauzi, rekonstruksi yang digelar sebelumnya memperlihatkan betapa dinginnya Alvi. Ia tanpa ekspresi saat memperagakan 37 adegan, mulai dari menusuk korban, memutilasi tubuh hampir dua jam nonstop, hingga membuang potongan ke Pacet dan Cangar, Mojokerto.
“Pemeriksaan psikologi akan dilakukan kemudian untuk memastikan kondisi mental tersangka,” jelas Fauzi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, polisi sudah memeriksa 11 saksi, termasuk saksi ahli. Semua keterangan ini dipakai memperkuat penyidikan. “Sejauh ini ada 11 saksi, termasuk ahli, untuk melengkapi berkas,” tambah Fauzi.
Motif Dendam dan Emosi
Fakta penyidikan menyebutkan Alvi bertindak seorang diri. Motifnya karena emosi dan kecewa yang menumpuk terhadap korban. Malam kejadian, amarah pelaku meledak setelah Tiara menolak membuka pintu kos.
“Selama dua jam, tersangka memutilasi tubuh korban di kamar mandi kos. Setelah itu ia bersihkan potongan tubuh, masukkan ke tas merah dan kantong plastik, lalu buang ke Pacet. Semua dilakukan sendiri,” beber Fauzi.
Kasus mutilasi ini bikin geger Mojokerto dan Surabaya. Warga sempat panik setelah menemukan potongan tubuh manusia di kawasan wisata Pacet dan Cangar awal September lalu.
Polisi bergerak cepat dan menangkap Alvi, yang ternyata masih kekasih korban. Fakta bahwa ia memutilasi dengan tenang selama berjam-jam membuat kasus ini jadi perhatian nasional.
Sejumlah psikolog, kriminolog, hingga tokoh masyarakat menilai kasus ini butuh kajian mendalam, bukan hanya dari aspek hukum tapi juga sisi kejiwaan. Potongan tubuh korban sudah dikumpulkan tim forensik dan diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan secara layak. (red)