34 Pria Tersangka Pesta Gay di Hotel Ngagel Surabaya, Satu Pemodal Diamankan

Kamis, 23 Oktober 2025 - 07:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi, Pesta Gay. Dok: Shutterstock

Ilustrasi, Pesta Gay. Dok: Shutterstock

SURABAYA, POSNEWS.CO.ID – Polrestabes Surabaya terus mendalami kasus pesta gay setelah menangkap 34 pria melakukan asusila di salah satu hotel kawasan Ngagel, Surabaya.

Dari jumlah itu, satu orang ditetapkan sebagai pemodal acara, sementara lainnya bertindak sebagai admin dan peserta pesta.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Edy Herwiyanto, menjelaskan pihaknya masih terus mendalami kasus pesta gay tersebut untuk mengungkap semua siapa saja yang terlibat.

“Tersangka terdiri dari satu pendana, satu admin utama, tujuh admin pembantu, dan 25 peserta. Total 34 orang diamankan,” kata Edy, Rabu (22/10/2025).

Baca Juga :  Kasus Korupsi Kuota Haji 2024, KPK Dalami Praktik Jual-Beli Antar-Travel

Edy menambahkan, admin utama bertugas membuat flyer kegiatan dan menyebarkan informasi di media sosial.

Sedangkan tujuh admin pembantu membantu menjemput peserta, menyiapkan makanan, hingga membuat game. Pesta seks ini dikemas dengan tajuk Siwalan Party.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Modusnya adalah pesta seks dengan tujuan mencari kesenangan,” ujar Edy.

Pesta itu bermula dari pertemanan antara tersangka RK alias A dan MR alias A, yang pernah mengikuti event serupa.

Pada 27 September 2025, RK menghubungi MR untuk mendanai pesta gay tersebut. MR menyetujui dan memberikan dana sekitar Rp 1.780.000 untuk memesan dua kamar hotel.

Baca Juga :  Timnas Indonesia Siap Guncang Irak di Jeddah, Patrick Kluivert Janji Taktik Kejutan

Selain itu, MR juga menyerahkan Rp 435 ribu untuk membeli obat perangsang sebagai hadiah doorprize.

RK kemudian menyebarkan undangan pesta melalui grup WhatsApp, membuat flyer, serta menetapkan peraturan event.

“RK alias A alias DS menunjuk tujuh admin pembantu yang sudah saling mengenal karena beberapa kali menggelar event serupa sebelumnya, bukan hanya kali ini,” tambah Edy.

Polisi terus mendalami kasus ini untuk memastikan semua pihak yang terlibat bisa diproses sesuai hukum. (red)

Follow WhatsApp Channel www.posnews.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kekuatan Meme dalam Politik
Rasa Nasionalisme dan Satu Bangsa yang Dibayangkan
Pemprov DKI Hadirkan Program CKG, Warga Kini Bisa Periksa Kesehatan Kapan Saja
Mitos Kerja Keras Pangkal Kaya
Pahlawan atau Musuh? Framing Berita Media
Politik di Balik Selera Musik Anda
Ammar Zoni Jalani Sidang Perdana, Kasus Narkoba Lewat Zoom dari Nusakambangan
Krisis Makna di Era Kemakmuran: Analisis Kekosongan Eksistensial

Berita Terkait

Kamis, 23 Oktober 2025 - 09:10 WIB

Kekuatan Meme dalam Politik

Kamis, 23 Oktober 2025 - 09:04 WIB

Rasa Nasionalisme dan Satu Bangsa yang Dibayangkan

Kamis, 23 Oktober 2025 - 08:54 WIB

Pemprov DKI Hadirkan Program CKG, Warga Kini Bisa Periksa Kesehatan Kapan Saja

Kamis, 23 Oktober 2025 - 08:54 WIB

Mitos Kerja Keras Pangkal Kaya

Kamis, 23 Oktober 2025 - 08:45 WIB

Pahlawan atau Musuh? Framing Berita Media

Berita Terbaru

Ilustrasi, Dari meme lucu hingga trending topic, teori Foucault mengungkap bagaimana resistensi politik hadir dalam tindakan digital sehari-hari. Dok: Istimewa.

POLITIK

Kekuatan Meme dalam Politik

Kamis, 23 Okt 2025 - 09:10 WIB

Ilustrasi, Dari Sabang sampai Merauke, mengapa kita merasa bersaudara? Teori Benedict Anderson mengungkap bangsa sebagai konstruksi imajiner. Dok: Istimewa.

NETIZEN

Rasa Nasionalisme dan Satu Bangsa yang Dibayangkan

Kamis, 23 Okt 2025 - 09:04 WIB

Ilustrasi, Teori Karl Marx mengungkap mitos 'kerja keras' sebagai ideologi kelas dominan untuk menutupi ketimpangan struktural. Dok: Istimewa.

NETIZEN

Mitos Kerja Keras Pangkal Kaya

Kamis, 23 Okt 2025 - 08:54 WIB

Ilustrasi, Aksi damai atau anarki? Teori Framing Robert Entman membongkar bagaimana media memilih realitas untuk Anda. Dok: Istimewa.

NETIZEN

Pahlawan atau Musuh? Framing Berita Media

Kamis, 23 Okt 2025 - 08:45 WIB