JAKARTA, POSNEWS.CO.ID – Selama 40 tahun terakhir, para konservasionis mencatat penurunan populasi pada sekitar dua pertiga spesies kupu-kupu di Inggris. Di balik warna-warni sayap mereka yang rapuh, kupu-kupu menghadapi tantangan serius dari perubahan iklim, sebuah fenomena yang memaksa mereka beradaptasi atau menghadapi risiko kepunahan.
Kupu-kupu sangat sensitif terhadap suhu. Pemanasan global membuat mereka harus mencari cara untuk bertahan di musim panas yang semakin hangat. Salah satu strategi utama mereka adalah dengan mengubah waktu kemunculan dan reproduksi menjadi lebih awal dari biasanya, sebuah proses yang disebut para ilmuwan sebagai “memajukan fenologi”.
Adaptasi yang Menguntungkan dan Merugikan
Sebuah studi baru yang menganalisis jutaan catatan dari para pengamat kupu-kupu selama 20 tahun terakhir memberikan gambaran yang kompleks. Studi ini melacak 130 spesies untuk memahami bagaimana perubahan waktu kemunculan memengaruhi populasi mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim tidaklah sama untuk semua kupu-kupu.
Bagi spesies yang memiliki siklus hidup fleksibel dan dapat bereproduksi lebih dari sekali setahun, muncul lebih awal justru membawa keuntungan. Spesies seperti Small Blue, kupu-kupu terkecil di Inggris, dapat menyelesaikan siklus reproduksi tambahan sebelum musim gugur. Hal ini mendorong pertumbuhan populasi mereka.
Namun, bagi spesies yang kurang fleksibel dan hanya memiliki satu siklus reproduksi per tahun, ceritanya berbeda. Bagi mereka, tidak ada manfaat dari kemunculan yang lebih awal. Justru, spesies dalam kelompok ini yang paling rentan adalah mereka yang sangat bergantung pada habitat atau jenis tanaman tertentu untuk makanan ulatnya.
Contoh tragisnya adalah High Brown Fritillary, yang sering disebut sebagai kupu-kupu paling terancam punah di Inggris. Spesies ini dipaksa oleh iklim untuk muncul lebih awal, namun adaptasi ini justru membahayakan kelangsungan hidupnya.
Harapan di Tengah Ancaman
Meskipun situasinya mengkhawatirkan, harapan masih ada. Para peneliti mencatat bahwa banyak spesies satu generasi di Inggris menunjukkan kemampuan untuk menambah generasi kedua di wilayah Eropa daratan yang lebih hangat. Seiring iklim yang terus menghangat, ada kemungkinan spesies seperti Silver-studded Blue di Inggris juga dapat beradaptasi dan mulai mendapat manfaat dari suhu yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pengetahuan ini menjadi senjata bagi para konservasionis. Dengan memahami spesies mana yang paling berisiko, mereka dapat merancang strategi perlindungan yang lebih efektif. Kasus White Admiral, yang populasinya menurun drastis dalam 20 tahun terakhir, menunjukkan betapa mendesaknya tindakan untuk melindungi serangga indah ini dari dampak perubahan iklim yang tak terduga.
Penulis : Ahmad Haris Kurnia
Editor : Ahmad Haris Kurnia